LPS Imbau Masyarakat Waspadai Modus Kejahatan Siber

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai modus kejahatan siber yang marak terjadi di Indonesia. Hal tersebut berkaitan dengan informasi data pribadi yang nantinya dapat merugikan diri sendiri.

oleh Udin AS diperbarui 02 Mar 2023, 01:13 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2023, 01:13 WIB
JOURNAL_Social Engineering Model Baru, Kejahatan Siber Bobol Pengguna Mobile Banking
JOURNAL_Social Engineering Model Baru, Kejahatan Siber Bobol Pengguna Mobile Banking (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai modus kejahatan siber yang marak terjadi di Indonesia. Hal tersebut berkaitan dengan informasi data pribadi yang nantinya dapat merugikan diri sendiri.

Anggota LPS, Didik Madiyono mengatakan bahwa data pribadi yang berkaitan dengan transaksi melalui platform digital maupun e-commerce harus dijaga dengan baik.

"Masyarakat harus menyadari bahwa informasi data pribadi yang digunakan dalam bertransaksi baik melalui platform digital ataupun e-commerce harus dijaga dengan baik"kata Didik, dikutip dari Antara, pada Rabu (1/2/2023).

Didik juga menyampaikan bahwa hal tersebut sangat penting terutama kini pembayaran digital yang terus meningkat seiring inovasi sistem pembayaran nasional, dan pertumbuhan ekonomi digital. Selain itu, Didik juga menambahkan terkait dominasi tunai juga mulai berkurang karena tergantikan oleh pembayaran nontunai.

"Di samping perkembangan digitalisasi yang pesat, kita juga perlu menyadari beberapa risiko atas tren digitalisasi tersebut seperti risiko serangan siber, kebocoran data sensitif, serta bentuk-bentuk risiko operasional lainnya yang terkait dengan sistem informasi dan teknologi," ujarnya.

Berdasarkan data transaksi uang elektronik, selama 2022 terjadi transaksi uang elektronik di Indonesia sebenar Rp6,9 miliar kali dengan nilai transaksi mencapai Rp408 triliun. Hal tersebut juga masih konsisten terjadi hingga pertengahan tahun 2022, baik secara volume maupun nilai.

"Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat semakin nyaman untuk menggunakan transaksi secara digital yang dianggap lebih praktis, mudah, dan aman," katanya.


Modus Kejahatan Siber yang Bakal Marak pada 2023

Ilustrasi Keamanan Siber, Kejahatan Siber, Malware
Ilustrasi Keamanan Siber, Kejahatan Siber, Malware. Kredit: Elchinator via Pixabay

Perusahaan keamanan siber Kaspersky menegaskan bahwa ancaman siber seperti phishing, scam, malware, dan lain-lain, akan tetap sama dan ada.

Kaspersky menyebut, iming-iming yang digunakan penjahat siber akan sangat bervariasi tergantung pada waktu tahun, peristiwa besar terkini, momentum, berita, dan kondisi lainnya.

Tahun 2022, Kaspersky melihat lonjakan aktivitas kejahatan siber di tengah musim belanja dan momen kembali ke sekolah, acara budaya pop besar seperti Grammy dan Oscar, pemutaran perdana film, pengumuman HP baru, hingga peluncuran gim dan lain-lain.

Mengutip siaran persnya, Kaspersky menilai daftar ini masih akan terus berlanjut.

Penjahat dunia maya dinilai cepat beradaptasi ke tren sosial, ekonomi, dan budaya baru, serta muncul dengan skema penipuan kreatif untuk mendapatkan keuntungan dari situasi ini.

Kaspersky pun mengungkapkan beberapa topik potensial yang bisa saja dieksploitasi untuk kejahatan siber pada 2023.

Pertama adalah dari sektor gim dan layanan streaming. Pengguna diprediksi akan menghadapi lebih banyak penipuan gim berlangganan.

Saat ini, ada banyak layanan berlangganan gim. PlayStation Plus Sony misalnya, mulai bersaing dengan layanan berlangganan Microsoft, Game Pass, dan menawarkan untuk memainkan game berlangganan tidak hanya di konsol, tetapi juga di PC.

Semakin besar basis langganan, semakin besar jumlah skema penipuan penjualan kunci dan upaya pencurian akun. Skema ini bisa sangat mirip dengan penipuan streaming yang telah diamati selama beberapa tahun terakhir.

Kekurangan konsol game juga rentan untuk dieksploitasi. Kekurangan konsol di 2022, dapat ulai meningkat lagi di 2023, didorong oleh rilisnya PS VR 2 oleh Sony.

Headset yang dibutuhkan untuk fungsionalitas PS5 akan menjadi alasan meyakinkan bagi banyak orang untuk membeli konsol tersebut.

Lainnya adalah rilis versi konsol "Pro" di mana rumor ini mulai beredar di pertengahan 2022, dan dapat memicu lebih banyak permintaan daripada sebelumnya.

Penawaran presale palsu, "hadiah" dan "diskon", serta tiruan toko online yang menjual konsol yang sulit ditemukan, Kaspersky melihat semua jenis penipuan ini mengeksploitasi dampak kekurangan konsol.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya