Liputan6.com, Jayapura - Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan bersama empat bupati sepakat memberikan santunan Rp4,5 miliar untuk 11 korban meninggal dan korban luka akibat kerusuhan di Sinakma Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Santunan ini sesuai kesepakatan bersama dalam pertemuan yang dihadiri Bupati Jayawijaya Bupati Nduga, Bupati Lanny Jaya dan Bupati Yahukimo di Wamena pada Kamis (2/3/2023).
Ketua Asosiasi Bupati Papua Pegunungan, Didimus Yahuli menuturkan santunan yang diberikan bukan uang ganti kepala (nyawa), melainkan untuk membantu 11 keluarga korban meninggal, serta korban luka-luka untuk proses pemulihan.
Advertisement
Rincian santunan Rp4,5 miliar bersumber dari Rp1,5 miliar berasal dari Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan, sedangkan 3 kabupaten yakni Jayawijaya, Nduga, dan Yahukimo masing-masing memberikan santunan Rp1 miliar.
Baca Juga
“Sisanya disempurnakan Bupati Lanny Jaya sebagai tuan rumah acara. Santunan ini harus diingat bukan untuk bayar kepala. Ini kerusuhan berbeda dengan perang suku,” jelasnya.
Pemerintah saat ini juga tengah mendata bangunan yang dibakar akibat kerusuhan di Wamena untuk dibahas pada kemudian hari. Pada kesempatan itu, para kepala daerah bersyukur karena tahapan proses mediasi sudah berjalan dengan baik, termasuk tuntutan masyarakat juga telah disampaikan kepada pemerintah.
Sebelumnya keluarga korban jiwa rusuh Wamena menuntut pemerintah untuk membayar uang ganti kepala (nyawa) Rp5 miliar per orang. Selain itu, denda adat 30 ekor babi. Termasuk kepada korban luka tembak diberikan Rp1 miliar.
Ricuh yang berawal dari Sinakma Wamena terjadi pada 23 Februari 2023, dipicu informasi hoaks penculikan anak. Polisi yang saat itu hendak negosiasi dengan warga, malahan diserang. Akhirnya aparat keamanan mengeluarkan tembakan peringatan. Amuk massa tak terhindarkan hingga 11 orang nyawanya melayang diduga kena tembak dan puluhan orang lainnya luka-luka.