MIND ID Jadi Penopang Hilirisasi Serta Transisi Energi Pemerintah

Holding perusahaan tambang milik negara, MIND ID menjadi penopang kebijakan strategis pemerintah di sektor pertambangan mineral dan batubara sampai 2040 mendatang.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Mar 2023, 18:51 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2023, 09:38 WIB
MIND ID.
Ilustrasi tambang.

Liputan6.com, Jakarta - Holding perusahaan tambang milik negara, MIND ID menjadi penopang kebijakan strategis pemerintah di sektor pertambangan mineral dan batubara sampai 2040 mendatang. Selain itu MIND ID juga menjadi tulang punggung bagi kesuksesan kebijakan hilirisasi yang menjadi penekanan utama Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak tahun 2017 lalu. Hal tersebut diungkapkan oleh Ferdy Hasiman, Peneliti pada Alpha Research Database, Indonesia.

"Presiden berambisi agar Indonesia meninggalkan tambang ekstratif, menjual biji tambang dalam bentuk mentah menuju pengolahan agar memberikan nilai tambah bagi pembangunan. Pemerintah memproyeksi investasi di sektor mineral dan batubara sampai tahun 2041 mencapai 431,8 miliar USD," kata Ferdy melalui siaran pers, Minggu (19/3/2023).

Dengan proyek yang begitu besar, maka tidak salah jika kita berharap banyak pada MIND ID sebagai penopang kebijakan hilirisasi. MIND ID memiliki anggota holding yang bisa diandalkan mendorong kebijakan hilirisasi. MIND ID memiliki sumber daya emas, nikel, bauksit, aluminium, tembaga, timah dan thermal coal.

"Terdapat PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang bisa diharapkan untuk hilirisasi mineral sejenis nikel. ANTM telah membuktikan dirinya sebagai salah satu perusahaan di tanah air yang telah membangun smelter FeroNikel dengan kapasitas 27.000 matrik ton sejak tahun 1973 di Pomala, Sulawesi Tenggara. Saat ini, ANTM sedang menyelesaikan tahap akhir pembangunan smelter FeroNikel di Halmahera Timur (FeNiHaltim) dengan kapasitas 13.000 metrik ton," jelasnya.

 

INALUM

Sementara itu anggota MIND ID lainnya adalah PT Freeport Indonesia sedang membangun pabrik smelter tembaga berkapasitas di atas 1 juta ton konsentrat tembaga per tahun di Gresik, Jawa Timur. Selain itu, PT Timah Tbk juga sedang menyelesaikan proyek smelter di Bangka-Balitung. Sementara PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk sedang membangun proyek gasifikasi di Tanjung Enim.

"MIND ID juga memiliki INALUM yang sudah memiliki pengalaman luar biasa membangun  proccesing dari alumina menjadi aluminium ingot. Ini adalah salah satunya pabrik alumina ingot terbesar di Asia dengan kapasitas produksi hampir mencapai 500.000 ton per tahun.  Singkatnya, MIND ID memiliki segala sesuatu untuk membangun sektor hilir tambang di Tanah Air," papar Ferdy.

Dengan kemampuan INALUM memproduksi aluminium, ANTM dengan pembangunan FeroNikel, Freeport dengan pabrik tembaga dan PT Timah dengan pengembangan smelter timah, tambang BUMN kita mampu menjadi andalan pemerintah menuju hilirisasi dan transisi energi. Dengan transisi energi, seperti mobil listrik, MIND ID juga bisa menjadi andalan pemerintah.

Revolusi menuju kendaraan listrik memiliki multiplier effect sangat besar bagi  industri tambang di tanah air. Selain dapat mengantisipasi defisit akibat impor minyak dan gas, kebijakan ini dapat mendorong nilai tambah Sumber Daya Alam (SDA), terutama tembaga, mangan, dan nikel. Tiga jenis mineral ini menjadi bahan dasar (raw materials) pengembangan baterai untuk eksosistem mobil listrik. Dengan berkembangnya kebijakan mobil listrik, hasil olahan smelter tembaga dan nikel di tanah  air akan terserap dengan mudah. 

 

Kendaraan Listrik

Glencore, salah satu produsen metal terbesar dunia mengatakan, kebijakan kendaraan listrik akan menambah permintaan (demand ) tembaga sebesar 18 persen tahun 2030. Sementara permintaan nikel global akan tumbuh 55 persen tahun 2030. Ini tentu akan menguntukan MIND ID yang memiliki mineral sejenis tembaga, nikel dan timah.

 Dalam ekosistem kendaraan listrik, tembaga digunakan untuk pembangunan jaringan listrik, jaringan storage (penyimpanan/reservoar) dan charging (infrastrukur pengisian). Menurut Glencore, permintaan tembaga untuk charging saja, misalnya akan tumbuh dari 23.000 ton di tahun 2020 menjadi 392.000 ton tahun 2030. Ini tentu berita baik bagi MIND ID yang sudah mengontol saham Freeport Indonesia, sebagai salah satu produsen tembaga terbesar di Tanah Air.

Sementara, permintaan nikel untuk jaringan penyimpanan (grid storage) akan tumbuh dari 20,000 ton tahun 2020, menjadi 150,000 ton tahun 2030. Secara umum, permintaan nikel untuk kendaraan listrik tumbuh dari 66,000 ton tahun 2020, menjadi 985,000 pada periode tahun 2030.  Ini juga berita baik bagi PT Aneka Tambang yang memiliki cadangan nikel terbesar di Tanah Air.

"Jika semua proyek hilirisasi tambang MIND ID di atas berjalan, saya sangat optimis, MIND ID ke depan bisa diandalakan menjadi penopang kebijakan hilirisasi pemerintah dan penopang kebijakan transisi energi yang terus didorong presiden Jokowi. Apalagi dalam proyeksi Kementerian Investasi nilai tambah bisa mencapai 19x dan demand global mencapai US$1 miliar, MIND ID juga mampu diandalkan sebagai perusahaan negara yang bisa menopang keuangan negara dan ikut menopang pembangunan industrialisasi," ulas Ferdy.

 

Kinerja Gemilang

Dengan melihat segmen pasar tambang yang dimiliki MIND ID, tak heran jika pasca pembentukan holding tambang dan pasca akuisi Freeport Indonesia, MIND ID selalu mencatatkan kinerja yang gemilang. PTBA, PT ANTM, PT TImah dan semua anggota MIND ID mencatat kinerja terbaik sepanjang sejarah dengan laba sebesar Rp 12,6 triliun per tahun 2023.

"Kita tentu wajib mengapresiasi kinerja dan keras keras seluruh manajemen MIND ID. Kita juga perlu mengapresiasi kinerja para Board Of Directors MIND ID yang sudah mampu mencatatkan kinerja sangat positif. Saya tetap optimis, dengan melihat potensi pasar tambang dan proses hilirisasi menuju nilai tambah mineral, MIND ID terus mencatatkan kinerja positif ke depan. MIND ID bisa diandalkan menjadi perusahaan tambang raksasa baik domestik maupun global. Dengan kamampuan dan core business anggota-anggotanya, membuat MIND ID memiliki kelebihan dibandingkan perusahaan domestik lain," bebernya.

Selain itu, label perusahaan milik negara dengan segala keistimewaannya diharapkan menjadi andalan pemerintah untuk melakukan penetrasi pasar di berbagai lini bisnis yang dimiliki MIND ID. MIND ID juga diharapkan menjadi penopang utama penerimaan negara, selain Pertamina (Persero), dan mampu mengolah tambang di negeri ini secara profesional. Kuncinya adalah fokus pada bidang bisnis yang digeluti sekarang ini dan harus memiliki mimpi agar menjadi leader di bidang tambang dalam negeri dan global.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya