Keunikan Desa Cibuntu, Jumlah Kambing Lebih Banyak dari Penduduk

Suasana kandang kambing di Desa Cibuntu bergaya rumah panggung yang besar menyesuaikan jumlah dan ukuran kambing yang diternak warga.

oleh Panji Prayitno diperbarui 11 Mei 2023, 05:00 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2023, 05:00 WIB
Menilik Keunikan Desa Cibuntu, Jumlah Kambing Lebih Banyak Dari Penduduk
Suasana kampung kambing Desa Wisata Cibuntu Kabupaten Kuningan Jawa Barat bergaya rumah panggung memberikan kesan unik dan nyaman bagi warga peternak. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Kuningan - Sejuk, hijau, dan asri, kesan pertama yang dirasakan saat tiba di Desa Wisata Cibuntu, Kabupaten Kuningan Jawa Barat.

Desa Wisata Cibuntu Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan Jawa Barat ini berada di ketinggian 600 mdpl. Di bawah kaki Gunung Ciremai, Cibuntu masuk dalam salah satu Desa wisata Kabupaten Kuningan.

Potensi wisata hingga sumber daya alam dimanfaatkan menjadi sumber kehidupan dan ekonomi warga setempat. Tidak sedikit masyarakat dari luar Desa Cibuntu merasa nyaman menikmati keramahan warga yang juga menjadi pengelola wisata. 

"Kami punya curug gongseng, situs purbakala, mata air kahuripan, kawasan konservasi kebun bambu petung, kolam ikan terapi, camping ground, dan kolam renang, sampai kampung domba. Itu semua dikelola oleh masyarakat di bawah naungan bumdes," kata Kepala Desa Cibuntu Abah Awam, Selasa (9/5/2023).

Kawasan tersebut merupakan desa terakhir yang ada di Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan. Tidak ada tembusan jalan atau jembatan menuju desa lain. 

Sambutan hangat dan ramah dari penduduk setempat membuat pengunjung betah. Kawasan permukiman Desa Cibuntu terlihat tertata rapih. 

Mulai dari kondisi jalan yang mulus hingga papan petunjuk dan nama gang terlihat jelas. Sebagian besar masyarakat di Desa Cibuntu adalah petani dan peternak kambing.

Bahkan pada pengelolaannya, kawasan peternakan kambing di Desa Cibuntu terpisah dengan permukiman warga. Pemerintah desa setempat memberi tempat khusus untuk dibangun kandang kambing. 

"Kebetulan kami masih ada lahan jadi kami manfaatkan bangun tempat namanya kampung domba," ujar Awam.

Rumah Kambing

Menilik Keunikan Desa Cibuntu, Jumlah Kambing Lebih Banyak Dari Penduduk
Salah seorang warga Desa Cibuntu yang sudah lama beternak kambing. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Keberadaan kampung domba sendiri bukan tanpa alasan. Abah Awam menuturkan, sebelumnya jarak antara kandang kambing dan rumah penduduk cukup dekat.

Kondisi tersebut membuat warga desa maupun dari luar tidak nyaman. Selain itu, rata-rata satu warga memiliki kambing hingga 20 ekor. 

"Tahun 2010 kami menginisiasi membangun kampung domba atau kambing di dekat bukit jadi warga bisa dengan tenang beternak sementara warga lain bisa nyaman beraktivitas," ujar dia.

Seiring perkembangannya, kawasan kampung domba dianggap solusi konkret dalam desa wisata ini. Bahkan, diketahui, jumlah kambing di Desa Cibuntu lebih banyak dari jumlah penduduk desa. 

Hingga saat ini, jumlah kambing di Desa Cibuntu tercatat 1.100 ekor. Jumlah tersebut meningkat dibanding sebelumnya sekitar 1.000 ekor. 

"Kalau dulu waktu awal beternak hanya puluhan ekor dan beranak pinak jadi ribuan. Sementara, jumlah penduduk yang tinggal dan beraktivitas di sini sekitar 779 sampai 800 jiwa. Desa ini terbagi menjadi dua dusun," ujar dia.

Awam menyebutkan, banyak warga luar Desa Cibuntu yang datang membeli kambing di desanya. Kondisi kandang yang terawat ditunjang dengan suasana alam yang hjau dan membuat warga nyaman beternak kambing.

Kandang kambing yang dibangun tampak menarik perhatian. Bentuk kandang dibuat seperti rumah panggung sekat luas sesuai jumlah kambing dan yang diternak.

Penunjang Ekonomi

Menilik Keunikan Desa Cibuntu, Jumlah Kambing Lebih Banyak Dari Penduduk
Penampakan kampung kambing di Desa Wisata Cibuntu. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Rata-rata harga kambing mulai dari Rp 2 juta sampai Rp 5 juta per ekor tergantung dari bobot dan usia uang yang dimiliki pembeli.

"Jenis kambing kebanyakan lokal. Banyak warga luar beli kambing di kami karena perlakuannya beda. Pakan kambing yang diberi itu murni dari rumput jenis kaliandra. Rumput tersebut memiliki protein tinggi dan berpengaruh ke daging kambing jadi lebih empuk dan enak," ujar Awam.

Salah seorang peternak kambing Desa Cibuntu Momon mengaku lebih enak dan leluasa beternak kambing yang lokasinya jauh dari pemukiman. 

Hingga saat ini, Momon memiliki 15 ekor kambing yang diternak untuk dijual kepada pembeli. Momon menjual kambingnya mulai dari Rp1 juta hingga Rp5 juta tergantung berat.

"Kalau dulu waktu masih dekat dengan pemukiman kan masih ya bikin kotor lingkungan sekarang mah enak. Dulu jumlah kambingnya juga masih puluhan ekor," kata Momon.

Sementara peternak kambing lain Desa Cibuntu Milik menyebutkan, hingga saat ini ada lebih dari 90 kandang dibangun pemerintah desa untuk warga setempat. 

Kandang tersebut dibangun bersama secara gotong royong dan diberikan cuma-cuma. Milik mengaku, warga tidak mengeluarkan biaya untuk beternak kambing di tempat yang tersedia. 

"Kandangnya banyak karena satu orang bisa sampai punya 50 kambing. Katanya si nanti akan bangun lagi kandang dan sistemnya sebagian dari pemdes sebagian dari warga jadi berbarengan," kata Milik. 

Dia mengaku kambing yang diternaknya dari luar desa. Sebagian besar merupakan kambing lokal seperti Kabupaten Kuningan hingga wilayah lain di Jawa Barat.

Kambing tersebut, kata Milik, banyak dibeli oleh warga dari luar desa. Mereka datang terutama menjelang momen Idul Adha bahkan pada hari biasa dibeli untuk kebutuhan akikah. 

"Datang sendiri bukan kami yang jual ke luar karena sudah pada tahu kambing di desa kami banyak dan kualitasnya bagus katanya," sebut Milik. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya