Liputan6.com, Papua - Ikan asar merupakan sajian khas Jayapura, Papua. Secara tampilan, sajian ini mirip seperti ikan asap pada umumnya, tetapi keduanya diproses dengan cara berbeda.
Mengutip dari humas.jayapurakota.go.id, selain keindahan panorama serta kekayaan budaya yang dimilikinya, ikan asar menjadi kuliner kebanggaan masyarakat Jayapura. Sementara itu, perbedaan ikan asar dan ikan asap terletak dari cara pengasapannya.
Ikan asar diasapi dengan cara diletakkan secara diagonal di sisi bara yang menghasilkan asap. Sementara ikan asap diletakkan di atas asap secara horizontal.
Advertisement
Proses pengasapan ikan asar tersebut dilakukan agar ikan benar-benar kering dan matang hingga ke dalam daging. Selain itu juga agar kandungan air di dalam daging berkurang karena air sudah turun saat posisi ikan dimiringkan.
Baca Juga
Ikan asar Jayapura biasanya menggunakan ikan cakalang, ikan ekor kuning, atau ikan tongkol sebagai bahan dasar. Yang terpenting dari pemilihan ikan tersebut adalah ikan dengan tekstur daging yang cukup padat. Hal tersebut dimaksudkan agar daging ikan tidak rapuh saat diasapi.
Ikan ini dibuat dengan cara membersihkan ikan hingga ke bagian isi perutnya. Selanjutnya, ikan diasapi selama kurang lebih 4-5 jam. Pengasapan dilakukan di ruang tertutup agar asap meresap hingga ke dalam daging. Soal rasa, ikan asar memiliki cita rasa yang gurih dengan aroma yang menggugah selera. Aroma tersebut menjadi daya tarik sendiri saat penjual ikan asar menjajakan dagangannya.
Ikan asar biasanya hanya dinikmati dengan nasi panas dan sambal kecap. Selain di Jayapura, ikan asar juga banyak ditemukan di beberapa daerah dekat Jayapura.
Hingga kini, ikan asar masih menjadi salah satu sajian khas Jayapura yang banyak digandrungi. Makanan ini juga kerap dijadikan oleh-oleh para wisatawan.
(Resla Aknaita Chak)