Liputan6.com, Papua - Puncak Trikora atau Ettiakup merupakan salah satu gunung tertinggi di Indonesia, dengan ketinggian 4,751 meter di atas permukaan laut (MDPL).
Puncak Trikora berlokasi di Papua Pegunungan, tepatnya di zona inti kawasan Taman Nasional Lorentz. Taman nasional ini merupakan Situs Warisan Alam Dunia yang ditetapkan UNESCO dan Warisan Alam ASEAN.
Advertisement
 Taman Nasional Lorentz adalah satu dari tiga kawasan di dunia yang memiliki gletser di daerah tropis. Taman nasional ini menghampar dari puncak gunung bersalju hingga batas tepi perairan Laut Arafura.
Advertisement
Pada 1909, penjelajah dan ilmuwan Dr.H.A.Lorentz memimpin ekspedisi penjelajahan Papua. Mereka menamai gunung itu Puncak Wilhelmina (Wilhelina Top), diambil dari nama Ratu Belanda kala itu.
Baru pada 1963, Pemerintah RI mengganti namanya jadi Puncak Trikora. Pengggantian nama ini simbol dan perayaan penyatuan Papua ke Indonesia.
Trikora adalah akronim Tri Komando Rakyat, operasi militer yang diluncurkan Presiden Soekarno pada 19 Desember 1961. Pada 1963, Papua resmi jadi bagian Indonesia setelah melaui proses Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera).
Puncak Trikora termasuk gunung di Indonesia yang memiliki tingkat kesulitan tinggi untuk didaki sampai puncaknya. Medannya berat, cuacanya ekstrem.
Pada Agustus 2024, kontributor Liputan6.com, Juvensius ‘Foxs Explore’, turut dalam ekspedisi 10 hari pendakian Puncak Trikora yang digelar Adventurann.
Berikut sekilas laporan cerita dan foto-fotonya secara berseri (2):
Ekspedisi hari 2
14 Agustus 2024. Kami melakukan persiapan matang di hari kedua di Wamena.
Setelah berkunjung ke mumi Papua, malamnya team leader Kang Ruslan dan tim guide melakukan persiapan logistik. Kami memastikan besok pendakian berjalan baik.
Â
Kami berkumpul semua di hotel untuk melakukan packing bersama-sama mulai dari logistik dan peralatan pendakian. Dibantu oleh tim guide, porter dan teman-teman Taman Nasional Lorentz.
Kami menyiapkan logistik mulai dan bahan pangan seperti beras, lauk pauk (ayam yang sudah dimasak setengah matang), mie instan , beberapa makanan instan yang siap saji , snack seperti roti, coklat, susu, kacang hijau, buah-buahan dll.
Â
Tim guide yang akan mengantar kami mendaki: Steven Drive Liwe, Brury Lolombulan, dan Marcelino Sumolang. Asisten guide Ronald, Agus, Aten, Iron.
Â
Untuk yang ikut membantu dari Taman Nasional Lorentz ada Faisal, Fitri, Lita, Iroel, Theo, Akbar dan Apriannus.Â
Â
Â
Untuk porter ada Aser, Oscar, Hendri, Sugeng, Yude, Adap, Manu, Pak guru. Total ada 12.
Â
Total perserta ekspedisi secara keseluruhan ada 28 orang.
Setelah selesai packing kami semua bergegas untuk beristirahat dan siap akan memulai pendakian besok harinya.
Â
Advertisement
