Kutuk Pembunuhan Sadis Oleh KKB di Yahukimo, Menko Polkam Akan Tingkatkan Keamanan di Papua

Pemerintah akan terus melakukan peningkatan pengamanan di daerah-daerah rawan di Papua agar masyarakat dapat segera beraktivitas normal kembali.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro Diperbarui 11 Apr 2025, 10:03 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2025, 10:03 WIB
Satgas Damai Cartenz evakuasi korban kekerasan KKB di Yahukimo (Liputan6.com/Istimewa)
Satgas Damai Cartenz evakuasi korban kekerasan KKB di Yahukimo (Liputan6.com/Istimewa)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta- Sebanyak 11 orang penambang di Yahukimo, Papua dibunuh dengan sadis oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan menyampaikan rasa duka mendalam dan mengutuk keras aksi yang terjadi pada 5 sampai 8 April 2025 tersebut.  

"Pemerintah menyampaikan duka yang mendalam, semoga para korban tenang disisi Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, dan keluarga korban yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan," kata Budi melalui siaran pers, Jumat (11/4/2025).

Menurut dia, insiden tersebut adalah tragedi yang menunjukkan pelaku tidak memiliki rasa kemanusiaan dan melakukan pembunuhan secara sadis dan sporadis. Aksi teror yang dilakukan kini membuat masyarakat ketakutan untuk beraktivitas.

Budi memastikan, saat ini fokus pemerintah adalah mengevakuasi para korban dan memulangkannya ke keluarganya. Namun bukan tanpa hambatan, sebab medan yang sulit dan cuaca yang tak bersahabat menyebabkan evakuasi terhambat.

Pria karib disapa BG itu mengaku, sejak terjadinya insiden, dirinya telah mendorong Jajaran Polkam untuk evakuasi korban dan peningkatan pengamanan.

"Kemenko Polkam juga mengadakan Rakor Jajaran Polkam dengan peserta Kemendagri, TNI, Polri, BIN, Komdigi, PMK, KSP, PCO utk mengambil langkah-langkah penanganan kekerasan di Papua," jelas dia.

Eks Kepala BIN ini memastikan, pemerintah akan terus melakukan peningkatan pengamanan di daerah-daerah rawan di Papua agar masyarakat dapat segera beraktivitas normal kembali.

Dia juga meminta dukungan dari seluruh elemen masyarakat setempat untuk tidak memberikan ruang terhadap pihak-pihak yang melakukan kekerasan di Papua.

"Pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Papua dan tidak memberikan ruang bagi para pelaku teror serta terus melakukan penegakan hukum kepada pihak-pihak yang terlibat," dia menandasi.

KKB Diduga Sandera Pasutri Pendulang Emas di Pedalaman Yahukimo Papua

Selain membunuh 11 orang, KKB juga diduga menyandera suami istri pendulang emas di pedalaman Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan. Hal itu diungkapkan Kaops Satgas Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Rahmadani di Jayapura, Kamis (10/4/2025).

"Ada dugaan pasangan suami istri, yang sering dipanggil Tuan Dusun bernama Dani dan istrinya bernama Gebi, masih disandera KKB. Pasangan suami istri ini sebelumnya bersama-sama para pendulang lain," kata Faizal Rahmadani.

Dia mengatakan selain pasutri, juga delapan orang pendulang emas lain dilaporkan terpisah dari rombongan dan belum diketahui keberadaannya.

Menurut dia, penyerangan terhadap para pendulang yang dilakukan KKB itu merupakan tragedi kemanusiaan.​​​​​​

Korban Meninggal Dunia Akibat Luka Bacok, Tembakan dan Panah

Sebelumnya, dilaporkan 11 pendulang meninggal dalam insiden yang terjadi Minggu (6/4) dan Senin (7/4) di lokasi 22 dan Muara Kum, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

Peristiwa pembunuhan itu dilakukan KKB yang menamakan dirinya sebagai Kodap XVI Yahukimo dan Kodap III Ndugama.

"Korban pembunuhan tersebut mengalami luka bacok, tembakan, serta luka akibat panah," kata Faizal.

Dia menyebutkan saat ini 35 orang korban selamat mengamankan diri di Kampung Mabul, Distrik Koroway, Kabupaten Asmat.

"Satgas Operasi Damai Cartenz akan terus memburu para pelaku dan memastikan keamanan warga di Tanah Papua tetap terjaga," kata Faizal Rahmadani.

Infografis 1 Tahun Pilot Susi Air Disandera KKB Papua. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis 1 Tahun Pilot Susi Air Disandera KKB Papua. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya