Liputan6.com, Jakarta - Memiliki rumah tentu menjadi impian semua orang, namun membangun rumah bukanlah perkara mudah, karena membutuhkan biaya besar, sehingga mimpi mempunyai rumah tak mudah terwujud. Keterbatasan biaya terpaksa membangun rumah sekuat tenaga dan biaya seadanya, walaupun rumah tersebut tidak layak, terpenting bisa menjadi tempat teduh dikala melepas lelah bersama keluarganya.
Hal itu dialami pasangan suami istri bernama Edi Hartono (32) dan Herliyani (28), warga Dusun Binaba, Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi. Pasangan suami istri ini beserta kedua anaknya yang masih berumur 9 tahun dan 7 tahun, selama delapan tahun tinggal di gubuk bambu berukuran panjang 5 meter dan lebar 3 meter.
Ketika musim hujan, dia bersama keluarganya sering kedinginan lantaran angin kencang masuk lewat celah gedek yang terbuat dari bambu dibagian samping dan belakang rumahnya. Selain itu, atap rumah yang ditempati juga banyak bocor, akibatnya mereka tidak bisa tidur nyenyak seperti berada di rumah layak huni.
Advertisement
Sejak lama Edi Hartono dan istrinya ingin memiliki rumah layak huni seperti warga lain yang kondisi ekonominya baik. Namun itu seperti bermimpi disiang bolong, karena pendapatan yang ia dapat dari hasil menangkap ikan tidak cukup untuk ditabung, melainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan saja.
Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 116 tahun 2023 Komando Distrik Militer (Kodim) 0827/Sumenep, salah satunya memberi bantuan Renovasi Tinggal Layak Huni (Rutilahu) kepada keluarga tergolong tidak mampu itu dapat merubah mimpinya ingin punya rumah menjadi kenyataan. Dia menjadi salah satu penerima bantuan tersebut, maka gubuk bambu yang ditempati selama ini direnovasi menjadi rumah berdinding batu.
“Saya senang sekali dengan adanya bantuan rumah ini. Karena sangat tidak mungkin saya bisa membangun rumah, sebab penghasilan hanya cukup buat makan dan jajan anak,” katanya.
Edi mengaku sebagai nelayan pendapatan yang diperoleh setiap melaut tidak menentu, saat sedang bernasib baik ia bisa membawa pulang hasil tangkapan ikan banyak. Namun ketika kurang beruntung, ia pulang dengan tangan hampa tanpa membawa ikan sama sekali.
“Kadang sekali melaut dapat seratus ribu, itu kalau sedang beruntung. Tapi kadang tidak dapat sama sekali, makanya saya tidak yakin bisa bangun rumah,” ucap dia.
Rasa pesimis pasutri yang tinggal di wilayah pesisir ini untuk mempunyai rumah layak berbanding terbalik. Tidak disangka dengan adanya program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di desanya membuat ia bisa memiliki rumah layak dengan ukuran panjang 7 meter dan lebar 5 meter yang itu lebih luas dari rumah sebelumnya.
“Sampai sekarang saya ini seperti bermimpi bisa memiliki rumah layak. Tapi dengan bantuan dari TNI, ini nyata saya sudah punya rumah layak, saya banyak terima kasih kepada TNI, tanpa bapak bapak TNI saya tidak akan punya rumah layak,” kata Edi sambil menangis saat ditemui Liputan6.com dirumahnya, Jumat, 26 Mei 2023.
Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) sangat dirasakan oleh masyarakat, dari pembangunan rumah tidak layak huni, jalan, perbaikan dan penambahan fasilitas masjid menjadi wujud nyata hadirnya TNI ditengah kebutuhan masyarakat.
Saat meninjau kegiatan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 116 tahun 2023 Komando Distrik Militer (Kodim) 0827/Sumenep, Komandan Korem 084/Bhaskara Jaya, Brigjend TNI Terry Tresna Purnama, menemui pasangan suami istri Edi Hartono (32) dan Herliyani (28). Dihadapan Danrem Edi selalu meneteskan air mata bahagia karena bisa memiliki rumah layak huni berkat bantuan TNI.
“Ini rezeki dari Allah buat mas Edi melalui TMMD, nanti kalau sudah selesai rumahnya bagus. Ini dirawat kedepannya,” ucapnya.
Pembangunan yang sudah dilaksanakan dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) sangat bermanfaat kepada masyarakat. Sehingga kedepan bangunan tersebut harus dirawat dan dipelihara dengan baik, supaya bisa bertahan dalam waktu lama.
“Dengan adanya program TMMD, masyarakat sangat antusias. Maka TNI akan selalu hadir setiap ada kesulitan rakyat dimanapun berada,” kata Komandan Korem 084/Bhaskara Jaya, Brigjend TNI Terry Tresna Purnama, beberapa waktu lalu.
TNI Manunggal Membangun Desa
Adapun sasaran kegiatan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 116 tahun 2023 Komando Distrik Militer (Kodim) 0827/Sumenep, meliputi pembangunan, mandi wudhu kakus (MWK) 1 unit, paving stone dengan panjang 25 meter dan lebar 18 meter dan kanopi teras di Masjid As - Salam, Dusun Paddeg, Desa Saroka, Kecamatan Saronggi.
Di Desa lain juga ada pembangunan jalan paving stone sebanyak dua titik, diantaranya sepanjang 185 meter dan lebar 1,5 meter terletak di Dusun Panglema, Desa Tanjung dan jalan paving stone sepanjang 54 meter dengan lebar 2 meter, terletak di Dusun Nonggunong, Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi.
Sedangkan pengaspalan jalan terdiri dari tiga titik yang terletak Dusun Binaba sepanjang 128 meter, lebar 2,5 meter, di Dusun Nonggunong, sepanjang 81 meter lebar 2,5 meter, dan juga di Dusun Nonggunong yang berbeda lokasi sepanjang 274 meter, lebar 2,5 meter, Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi.
Selain pembangunan jalan, terdapat juga pembangunan rumah tidak layak huni yang terdiri dari empat penerima, yaitu, Munawi, Dusun Nonggunong, Desa Tanjung, Joni Ariyani, Dusun Panglema, Desa Tanjung, Sumaryam, Dusun Panglema, Desa Tanjung dan Edi Hartono, Dusun Binaba, Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep.
Kegiatan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di ujung timur Pulau Madura ini tidak hanya fokus kepada pembangunan saja, tetapi juga ada sosialisasi kepada masyarakat guna memberikan pemahaman tentang sertifikat tanah, pencegahan penggunaan narkoba, bela negara dan ketahanan pangan.
“Kalau tentang narkoba bekerjasama dengan Polres. Untuk sertifikat tanah dan ketahanan pangan, melibatkan Badan Pertanahan Nasional dan Dinas Pertanian,” kata Komandan Kodim 0827/Sumenep, Letkol Czi Donny Pramudya Mahardi.
Untuk kelancaran pembangunan yang dibutuhkan masyarakat tersebut dilaksanakan dengan melibatkan personel sebanyak 150 orang, terdiri dari TNI AD, AL, AU dan Polisi, serta warga setempat secara gotong royong. Kegiatan itu harus selesai dalam waktu satu bulan, dimulai sejak tanggal 10 Mei hingga berakhir pada tanggal 8 Juni 2023.
Advertisement