Liputan6.com, Lumajang - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Jawa Timur menggunakan dua alat berat untuk membersihkan longsoran yang menutup jalan di KM 58 Piket Nol yang merupakan akses jalan yang menghubungkan Kabupaten Lumajang dengan Malang.
"Cuaca hari ini lumayan baik, kami lakukan percepatan untuk membuka akses jalan ke Lumajang," kata Bupati Lumajang Thoriqul Haq saat meninjau lokasi tanah longsor di Piket Nol, Sabtu, dikutip Antara.
Advertisement
Baca Juga
Tanah longsor yang terjadi di KM 58 Jalur Piket Nol, Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang telah mematikan sementara arus lalu lintas yang menghubungkan dua kabupaten itu sejak Jumat (7/7).
Banyak truk dan kendaraan pribadi terjebak di wilayah Kecamatan Pronojiwo karena tidak bisa putar balik ke arah Malang akibat jembatan di perbatasan Lumajang - Malang terputus diterjang banjir lahar dingin Gunung Semeru.
Untuk itu, lanjut dia, BPBD Lumajang menerjunkan dua alat berat untuk mengevakuasi material longsoran yang menutup seluruh badan jalan di KM 58 Piket Nol dan juga satu mobil Pemadam kebakaran (Damkar) untuk membersihkan material lumpur yang ada di jalan.
"Itu banyak kendaraan yang sampai menginap karena terjebak di Kecamatan Pronojiwo. Kami prioritaskan itu dulu untuk melintas," tuturnya.
Â
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Penanganan Tanggul Jebol
Sementara untuk penanganan sejumlah infrastruktur yang rusak, pemerintah akan melakukan upaya darurat sambil menunggu kebijakan yang bisa dilakukan perbaikan secara permanen.
"Untuk beberapa jembatan yang rusak kami upayakan untuk jembatan non-permanen, tanggul yang jebol kami tangani dulu supaya air yang masih mengalir tidak membahayakan warga," katanya.
Bencana longsor menerjang di sejumlah kecamatan di Kabupaten Lumajang akibat cuaca ekstrem di antaranya Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo dan Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro.
Bahkan bencana tanah longsor di Desa Sumberurip menyebabkan satu keluarga yakni suami, istri, dan anaknya meninggal dunia akibat rumahnya tertimbun tanah longsor.
Tiga korban yang meninggal dunia merupakan satu keluarga yakni Galih Adi Perkasa (23) yang merupakan suami, istrinya Candra Agustina (20) dan anaknya seorang balita Galang Naendra Putra (4 bulan).
Advertisement