Elektabilitas Erick Sebagai Cawapres Tertinggi, Ini Posisi Strategis di Pilpres

Berdasarkan survei politik yang dikeluarkan LSI, saat ini Erick Thohir (21,2%) menempati urutan teratas dari kandidat cawapres pilihan masyarakat.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jul 2023, 18:06 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2023, 13:55 WIB
Erick Thohir
Erick Thohir. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengeluarkan survei politik terbarunya. Dari survei tersebut, masih menempatkan Prabowo Subianto (35,8), Ganjar Pranowo (32,2) dan Anies Baswedan (21,4) di posisi teratas calon presiden (capres). Dekan FISIP Unhas Phil. Sukri menilai bahwa jika tak ada badai politik kemungkinan tak akan ada perubahan yang signifikan terhadap kandidat capres. Sebab kandidat capres yang saat ini muncul sudah mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memilih kandidat capres.

Meski Golkar akan melakukan Munas Luar Biasa untuk melakukan evaluasi capresnya, namun Sukri menduga capres yang nanti akan ditentukan Golkar tak akan banyak merubah konstelasi capres yang ada. Karena belum ada kadernya yang potensial untuk diusung di Pilpres 2024 mendatang, Sukri menduga kemungkinan besar Golkar akan bergabung dengan koalisi PDI Perjuangan atau Gerindra.

"Saat ini untuk kandidat capres sudah mengerucut ke tiga tokoh. Namun saat ini semua parpol masih wait and see melihat kandidat capres cawapres yang akan mereka ajukan. Mereka tengah menghitung dengan seksama segala kemungkinan agar dapat memenangkan pilpres. Hasil survei politik yang dikeluarkan oleh LSI menjadi salah satu parameter muntuk mencari kombinasi capres cawapres yang berpotensi untuk dapat memenangkan pilpres,"ucap Sukri.

Sukri menduga dinamika yang masih mungkin terjadi ketika koalisi parpol ingin menentukan kandidat cawapres yang akan mendampingi cawapres. Sebab posisi cawapres dinilai sangat vital untuk memenangkan pilpres 2024. Sehingga Sukri mengakui saat ini untuk menentukan cawapres tidaklah mudah.

Berdasarkan survei politik yang dikeluarkan LSI, saat ini Erick Thohir (21,2%) menempati urutan teratas dari kandidat cawapres pilihan masyarakat. Posisi kedua diduduki Ridwan Kamil (19,6%). Sedangkan posisi ketiga ditempati Sandiaga Salahuddin Uno (17,5%). Dalam keterangannya Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengatakan posisi Erick ini merupakan yang tertinggi.

 

Elektabilitas Tinggi

Tingginya elektabilitas merupakan suatu yang sangat wajar. Dengan tingginya elektabilitas Erick diyakini Sukri akan mempermudah ia untuk disandingkan dengan semua kandidat capres yang saat ini ada. Terlebih lagi Erick bukan berasal dari kader salah satu parpol. Sehingga tingginya elektabilitas Erick merupakan modal yang sangat berharga untuk dapat disandingkan dengan Ganjar atau Prabowo.

"Karena dari teknokrat dan profesional peluang Erick untuk mendampingi semua capres sangat besar. Namun karena Erick merupakan Jokowi Man, maka akan sulit ia menjadi cawapres koalisi perubahan. Melihat hasil survei LSI sangat strategus untuk memperkuat calon presiden baik itu Ganjar maupun Prabowo. Saat ini tinggal parpol koalisi yang akan menentukan cawapres,"ucap Sukri.

Dari survei yang dihimpun LSI menyebutkan, ketika Erick disandingkan baik dengan Ganjar ataupun Prabowo, akan memberikan kemenangan bagi capres yang diusung koalisi parpol. LSI membuat simulasi tiga pasangan capres cawapres. Ketika Ganjar disandingkan dengan Erick, pasangan ini akan mengungguli Prabowo Subianto - Muhaimin Iskandar dan Anies Baswedan - Khofifah Indar Parawansa dengan kemenangan 34%. Lembaga survei politik ini juga membuat simulasi Prabowo Subianto dipasangkan dengan Erick Thohir juga unggul atas Ganjar Pranowo - Ridwan Kamil dan Anies Baswedan - Agus Harimurti Yudhoyono dengan tingkat kemenangan 34,8%.

Melihat tingginya elektabilitas Erick berdasarkan hasil survei dari LSI, Sukri melihat Erick dapat melengkapi dan memperkokoh posisi Prabowo. Sedangkan tingginya elektabilitas Erick juga dinilai Sukri penting untuk menjaga elektabilitas Ganjar agar tidak kembali turun. Sebab berdasarkan survei LSI elektabilitas Ganjar belum kembali ke puncak tertingginya di awal tahun 2023 yang mencapai 36,3%.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya