Liputan6.com, Jakarta Larangan terkait suporter tim tamu tak boleh hadir ke stadion di ajang kompetisi liga 1 akan diberlakukan hingga musim depan, jadi selama 2 tahun suporter tim tamu tidak akan diperbolehkan hadir mendukung tim yang didukungnya. Namun, ada fakta-fakta menarik yang wajib diketahui terkait aturan tersebut dikeluarkan.
Seperti diketahui kompetisi liga 1 2023/2024 tahun ini membuat regulasi terkait larangan suporter tamu hadir di stadion, tentunya regulasi tersebut mendapat reaksi keras dari suluruh suporter di Indonesia. Terlebih aturan tersebut juga berlaku untuk kompetisi Liga 2.
Liputan6.com merangkum beberapa fakta terkait aturan dan dampaknya dalam perjalanan kompetisi sepak bola di Tanah Air:Â
Advertisement
Baca Juga
1. Kerugian Tim
Aturan tersebut tentu akan merugikan tim tamu dan juga tim tuan rumah, pasalnya tim tamu akan kehilangan dukungan ketika mereka berlaga di mana suporter adalah penyemangat mereka sebagai pemain ke-12 tim. Sementara untuk tim tuan rumah, manajemen mereka kehilangan pemasukan melalui tiket yang seharusnya bisa didistribusikan untuk suporter tamu.
2. Merenggangkan Hubungan Suporter
Dalam kurun waktu 1 tahun terakhir paska-tragedi Stadion Kanjuruhan awal Oktober 2022 lalu hampir semua elemen suporter di Indonesia sudah mulai memproklamirkan tentang perdamaian suporter. Hubungan baik antar suporter mulai terjalin di antara mereka. Momentum kompetisi juga sudah menjadi tradisi mereka dari tahun ke tahun untuk menjalin silaturahmi antar suporter dari berbagai daerah.
Biasanya kelas pekerja yang mendukung salah satu tim akan menjadwalkan untuk bisa hadir di stadion saat tim yang ia dukung berlaga di suatu luar kandang mereka. Biasanya mereka gunakan sekaligus untuk ajang berlibur, silaturahmi dan mendukung tim kebanggaannya bertanding.
Implementasi Deklarasi Perdamaian
3. Berlaku Selama Dua TahunÂ
Aturan dua tahun suporter tim tamu dilarang hadir di stadion akan diberlakukan ketika pada musim ini terjadi kerusuhan sehingga federasi dan penyelenggara kompetisi berhak memberlakukan kebijakan tersebut. Namun, apabila dalam musim ini tidak ada kerusuhan kebijakan itu tidak akan diberlakukan untuk kompetisi musim depan.
4. Ajang ImplementasiÂ
Kompetisi musim 2023/2024 adalah ajang implementasi beberapa elemen suporter yang sudah mulai mendeklarasikan tentang perdamaian, seharusnya musim ini menjadi ajang mereka memulainya. Seperti yang sudah dilakukan oleh elemen suporter Bonek dan juga The Jakmania yang sudah melakukan langkah konkret saling melindungi tim kebanggaan tim tamu mereka yang berkunjung ke markasnya dimulai dari Surabaya dan dibalas di Jakarta.Â
Hal itu juga terjadi dengan suporter PSIM Jogjakarta, PSS Sleman, dan Persis Solo yang mendeklarasikan Mataram is Love. Satu tim di antaranya yakni PSIM Jogjakarta masih berada di kasta kedua sepak bola Indonesia, langkah mereka melakukan perubahan perbaikan sepak bola adalah sejarah baru yang patut diapresiasi. Setelah bertahun-tahun mereka terbelenggu permusuhan suporter, seharusnya pada kompetisi musim ini mereka sudah bisa merasakan dampak deklarasi perdamaian mereka.
5. Meminimalisir KerusuhanÂ
Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengambil kebijakan larangan suporter tim tamu hadir di stadion lantaran ingin meminimalisir adanya kerusuhan antar suporter pada kempotisi musim 2023/2024. Seperti diketahui Indonesia negara yang masih mendapat perhatian dunia khususnya federasi sepak bola dunia FIFA. Sehingga diperlukan adanya regulasi untuk membuat sepak bola tidak riuh akan kerusuhan yang akan berdampak buruk pada jatuhnya sanksi skorsing dari FIFA.
Advertisement