Jurus RS Premier Jati Negara Tingkatkan Kesadaran Kesehatan Ibu dan Anak

Hampir 300 ribu perempuan meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan pada tahun 2017.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Agu 2023, 08:27 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2023, 11:08 WIB
RS Premier Jatinegara (RSPJ) menggelar event bazar kesehatan ibu dan anak.
RS Premier Jatinegara (RSPJ) menggelar event bazar kesehatan ibu dan anak. (Liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Jakarta - Kesehatan serta keselamatan ibu hamil dan anak masih menjadi isu yang harus diperhatikan bersama, sebab angka kematian perempuan selama hingga sesudah kehamilan tergolong tinggi.

Dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES), dr. Dante Saksono Harbuwono selaku Wamenkes mengatakan kehamilan, persalinan, nifas, dan masa kanak-kanak adalah masa kritis.

"Secara global, kematian ibu dan anak telah turun secara signifikan, tetapi bebannya masih tinggi," katanya.

Hampir 300 ribu perempuan meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan pada tahun 2017. Demikian pula, sekitar 5 juta anak balita meninggal setiaptahun. Penyediaan pemeriksaan antenatal berkualitas tinggi dan teratur selama kehamilan kemungkinan akan menentukan status kesehatan ibu hamil dan anak-anak.

Pemerintah berkomitmen untuk memprioritaskan ketersediaan layanan esensial bagi ibu dan anak. Sejalan dengan komitmen Pemerintah RI RSPJ juga menyadari pentingnya untuk selalu meningkatkan kesadaran kesehatan ibu dan anak, agar masyarakat semakin waspada dan memiliki pengetahuan yang tepat mengenai bagaimana memberikan penanganan pertama jika untuk mempersiapkan kehamilan, ketika hamil, dan bahkan paska kehamilan serta kesehatan anak.

Oleh sebab itu RS Premier Jatinegara (RSPJ) menggelar event bazar kesehatan ibu dan anak. Acara ini di adakan di Hotel Manhattan Jakarta, 29 Juli 2023 dengan mengundang ibu hamil, bidan puskesmas, bidan praktik mandiri, rekanan RSPJ, dan juga masyarakat umum.

CEO RSPJ, dr Susan Ananda MARS menyampaikan kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang apa yang diperlukan pasangan untuk mempersiapkan kesehatan kehamilan, mulai dari perencanaan, selama masa kehamilan, paska kehamilan, bahkan hingga bagaimana mejaga kesehatan anak dengan baik dan tepat.

"Karena apabila kita memiliki pengetahuan preventif yang sedemikian rupa maka kami harapkan hasil nya akan semakin optimal," ujarnya.

Sementara dr Agus Supriadi, Sp OG-KFER menerangkan umur nikah pertama dapat menjadi indikator dimulainya seorang perempuan berpeluang untuk hamil dan melahirkan.

Perempuan yang kawin usia muda mempunyai rentang waktu untuk hamil dan melahirkan lebih panjang dibandingkan dengan mereka yang kawin pada umur lebih tua dan mempunyai lebih banyak anak. Berdasarkan SDKI (2007) rata-rata usia kawin pertama adalah 18,1, sedangkan idealnya adalah 21 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria (demografi 94).

Pertambahan penduduk dapat dipengaruhi juga karena faktor kelahiran yang tidak direncanakan akibat tidak turut serta ber KB atau yang disebut dengan unmet need. Pengertian dari unmet need yaitu persentase wanita menikah yang tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi.

"Maka dari itu, mari kita dengarkan pelayanan tentang fertilitas ini dengan berkonsultasi dengan dokter yang tepat," jelas dr Agus Supriadi Sp OG-KFER.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya