GPFI Siapkan Strategi Bisnis Obat Pasca Disahkan UU Kesehatan

Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) menggelar rapat kerja nasional (rakernas) di Solo. Salah satu tujuan rakernas untuk menentukan arah usaha bisnis obat usai diundangkannya UU Kesehatan 2023.

oleh Fajar Abrori diperbarui 11 Sep 2023, 00:00 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2023, 00:00 WIB
Rakernas GPFI
Wakil Ketua Umum GPFI Ferry Soetikno dan Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa saat meninjau pameran usai pembukaan Rakerna GPFI 2023 di Hotel Alila, Solo, Jumat (8/9).(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Solo - DPR RI telah sahkan UU Kesehatan terbaru pada Juli 2023 lalu. Menyikapi hal itu, Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) kumpul di Solo menggelar Rakernas GPFI 2023.

Salah satu tujuan rakernas untuk menentukan arah usaha bisnis obat usai diundangkannya UU Kesehatan 2023.

Wakil Ketua Umum Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI), Ferry Soetikno menjelaskan Rakernas GPFI di Solo membahas soal ayat-ayat mana saja di UU Kesehatan yang relevan. Pihaknya akan mempelajari dan menyikapi agar bisa memberikan masukan kepada Pemerintah mengenai pandangan-pandangan GP Farmasi.

“GPFI percaya sinergitas dan kolaborasi adalah kunci dalam mewujudkan perubahan dengan dampak terbaik. Karena itu, dengan Rakernas GPFI ini kita coba tentukan kemana arah usaha farmasi Indonesia dibawa dengan adanya UU Kesehatan ini,” ujarnya usai pembukaan Rakernas GPFI di Hotel Alila, Solo, Jumat (8/9/2023).

Praktis dengan adanya UU Kesehatan 2023 ini akan mempengaruhi perubahan dalam industri obat. Rakernas di Solo ini tidak hanya membahas soal perubahan stategi industri obat, namun juga distribusi, apotek dan toko obat.

"Kita berharap tentunya dengan adanya rakernas ini seluruh pihak dapat menyamakan persepsi dan terus berkolaborasi untuk memajukan dunia kesehatan dan farmasi di Indonesia,” ujar Ferry Soetikno

 

Simak Video Pilihan Ini:

Tingkatkan Produk Dalam Negeri

Pemerintah dan semua lini industri farmasi harus berkolaborasi memajukan dunia kesehatan Indonesia. Mengingat perusahaan farmasi di Indonesia yang memenuhi 90 persen kebutuhan obat nasional.

"Angka itu cukup besar dibandingkan negara-negara lain. Sehingga bagaimana caranya agar kita bisa mendayagunakan kekuatan ini lebih baik ke depannya terutama dalam menghadapi perubahan-perubahan yang ada,” jelas Ferry.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin turut hadir secara daring pada kegiatan rakernas tersebut. Ia berharap pemerintah dan GPFI dapat bersinergi serta terus mendorong industri farmasi untuk mengembangkan produk sediaan farmasi dalam negeri dan memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.

"Melalui kolaborasi ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan produk sediaan farmasi dalam negeri serta meningatkan tingkat komponen dalam negeri sehingga dapat mewujudkan Indonesia sehat yang produktif, mandiri dan berkeadilan," harapnya.

Sementara itu, Plt Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif BPOM RI, Togi Junice Hutadjulu dalam sambutannya menyebut GPFI adalah mitra strategis dalam melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

“Ke depan, GPFI juga diharapkan bisa mendukung terwujudnya kemandirian farmasi sebagaimana yang diamanatkan dalam UU Kesehatan, UU Nomor 17 Tahun 2023,” ucapnya.

Seperti diketahui Rakernas GPFI 2023 mengambil tema ‘Transformasi & Sinergi Pelaku Usaha Farmasi Untuk Masyarakat Indonesia yang Sehat, Produktif, Mandiri dan Berkeadilan. Rakernas yang digelar di Hotel Alila Solo berlangsung Jumat – Sabtu (8-9/9/2023).

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya