Cerita Warga Manado Ada di Lantai 11 Hotel Saat Gempa M5,9 Guncang Minahasa Tenggara

Gempa Magnitudo 5,9 mengguncang Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulut.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 26 Okt 2023, 05:39 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2023, 05:38 WIB
Erick Tambuwun yang berada di lantai 11 Hotel Gran Puri Manado ikut panik saat gempa bumi mengguncang Sulut, Rabu (25/10/2023). (Foto: Yoseph Ikanubun/DetikManado.com)
Erick Tambuwun yang berada di lantai 11 Hotel Gran Puri Manado ikut panik saat gempa bumi mengguncang Sulut, Rabu (25/10/2023). (Foto: Yoseph Ikanubun/DetikManado.com)

Liputan6.com, Manado -- Gempa bumi tektonik berkekuatan M5,9 mengguncang Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulut. Getaran gempa Minahasa Tenggara itu terasa di hampir sebagian wilayah Sulut, bahkan sempat membuat panik warga Manado.

"Saya sempat panik dengan guncangan gempa bumi itu. Apalagi saya sedang menginap di lantai 11 Hotel Gran Puri Manado, guncangannya sangat terasa," ungkap Erick Tambuwun, warga Kecamatan Wanea, Kota Manado, Sulut.

Erick mengatakan, saat gempa mengguncang dia memilih untuk tidak panik dan berusaha tenang, sambil berharap gempa segera mereda.

"Karena tidak mungkin saya mencoba turun dari lantai 11 hotel ini," ujarnya.

Berdasarkan data BMKG, pada pukul 21.25.01 Wita wilayah Minahasa Tenggara, Sulut diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,9.

Episenter gempabumi terletak pada koordinat 0,99° LU ; 124,85° BT, atau tepatnya berlokasi di darat 8 km Tenggara Ratahan, Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara pada kedalaman 132 km.  

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Laut Maluku.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar-naik," ungkap Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono.

Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Manado, Tondano, Bitung, Halmahera Barat dan Bolaang Mongondow Timur dengan skala intensitas II-III MMI  Getaran dirasakan nyata dalam rumah.

Terasa getaran seakan akan truk berlalu, dan daerah Kotamobagu dengan skala intensitas II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ujarnya.

"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujarnya lagi.

Daryono mengimbau agar warga menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.

 

Antisipasi Gempa Bumi

Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

Sebelum:

- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempabumi.

- Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

- Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.

- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi.

- Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi.

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi

- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

- Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

Saat Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

- Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

- Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada di dalam bangunan: keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K; telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

- Periksa lingkungan sekitar Anda: apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.

- Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa,karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

- Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya