Apa Itu ISBN? Berikut Pengertian dan Fungsinya

Liputan6.com, Bandung - Akhir-akhir ini topik ISBN tengah menjadi perbincangan hangat di antara pengguna media sosial X (sebelumnya Twitter). Para warganet banyak yang membahas tentang adanya krisis ISBN di Indonesia yang membuat antrean panjang untuk para penulis buku di Indonesia.

Diketahui topik ISBN pertama kali ramai dibahas di X usai akun @tanyakanrl menulis sebuah sindiran terhadap salah satu kreator penulis alternate universe (AU) yang hendak merilis buku tentang kisah cintanya. Diketahui cuitan tersebut diunggah pada Selasa (28/11/2023) dan mendapatkan berbagai reaksi dari warganet lain di X.

Sang pengunggah cuitan tersebut menulis bahwa rencana sang penulis membuat buku tentang kisah cintanya dinilai menghabiskan ISBN. Setelah banyak warganet yang memberikan respon unggahan tersebut saat ini sudah dihapus dan tidak tersedia lagi.

Namun, pembahasan terkait ISBN masih menjadi perhatian publik mulai dari warganet yang khawatir hingga warganet yang tidak mengetahui apa itu ISBN. Melansir dari situs resmi Perpustakaan Nasional RI ISBN merupakan singkatan dari International Standard Book Number yang merupakan kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik.

Dalam kode ISBN tersebut, terdapat yang mencakup informasi tentang judul, penerbit, hingga kelompok penerbit yang ada dalam sebuah buku. Selain itu, ISBN juga terdiri dari deretan angka 13 digit yang digunakan untuk pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit.

Sebagai informasi, satu nomor ISBN dalam satu buku akan berbeda dengan nomor ISBN untuk buku yang lainnya. ISBN sendiri diberikan oleh Badan Internasional ISBN yang berlokasi di London.

Saat ini, di Indonesia, Perpustakaan Nasional RI menjadi Badan Nasional ISBN yang berhak memberikan ISBN kepada penerbit yang ada di wilayah Indonesia. Pihaknya berhak untuk memberikan informasi, bimbingan, hingga penerapan pencantuman ISBN serta KDT.

KDT adalah singkatan dari Katalog Dalam Terbitan yang merupakan deskripsi bibliografis yang dihasilkan dari pengolahan data yang diberikan penerbit untuk dicantumkan pada halaman balik judul sebagai kelengkapan penerbit.

Mengutip dari situs resminya ISBN mempunyai berbagai macam fungsi seperti berikut ini:

1. Memberikan identitas terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit.

2. Membantu memperlancar arus distribusi buku karena dapat mencegah terjadinya kekeliruan dalam pemesanan buku.

3. Sarana promosi bagi penerbit karena informasi pencantuman ISBN disebarkan oleh Badan Nasional ISBN Indonesia di Jakarta, maupun Badan Internasional yang berkedudukan di London.

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit yang mempunyai fungsi untuk pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit.

Selain 13 digit angka nomor ISBN juga dibubuhi oleh huruf ISBN pada bagian depan dan  terdiri atas lima bagian. Masing-masing bagiannya dicetak dengan dipisahkan oleh tanda hyphen (-).

Mengutip dari Perpusnas berikut ini adalah contoh nomor ISBN beserta penjelasan strukturnya:

Contoh: ISBN 978-602-8519-93-9

• Angka pengenal produk terbitan buku dari EAN (Prefix identifier) = 978
• Kode kelompok (group identifier) = 602 (Default)
• Kode penerbit (publisher prefix) = 8519
• Kode judul (title identifier) = 93
• Angka pemeriksa (check digit) = 9

Diketahui ada beberapa terbitan yang bisa diberikan ISBN berikut ini adalah daftarnya:

1. Buku tercetak (monografi) dan pamphlet.

2. Terbitan Braille.

3. Buku peta.

4. Film, video, dan transparansi yang bersifat edukatif.

5. Audiobooks pada kaset, CD,  atau DVD.

6. Terbitan elektronik (misalnya machine-readable tapes, disket, CD-ROOM  dan publikasi di Internet).

7. Salinan digital dari cetakan monograf.

8. Terbitan microform.

9. Software edukatif.

10. Mixed-media publications yang mengandung teks.

Adapun beberapa terbitan yang tidak dapat diberikan ISBN seperti berikut ini:

1. Terbitan yang terbit secara tetap (majalah, bulletin, dsb.)

2. Iklan.

3. Printed music.

4. Dokumen pribadi (seperti biodata atau profil personal elektronik).

5. Kartu ucapan.

6. Rekaman musik.

7. Software selain untuk edukasi termasuk game.

8. Buletin elektronik.

9. Surat elektronik.

10. Permainan.