Cabai Rawit Gorontalo Tembus Rp100 Ribu, Pedagang Menjerit

Harga cabai rawit Gorontalo yang sebelumnya hanya berada di kisaran Rp50 ribu- Rp60 ribu per kilogram, kini harganya melejit tinggi menjadi Rp100 ribu per kilogram.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 01 Des 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 01 Des 2023, 19:00 WIB
Pedagang Rempah
Salah satu pedagang cabai rawit di pasar tradisional Kota Gorontalo (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Memasuki akhir tahun 2023, kebutuhan bahan pokok naik secara drastis, salah satunya cabai rawit. Saat ini di Provinsi Gorontalo harga cabai rawit menembus di harga Rp100 ribu per kilogram.

Harga cabai yang sebelumnya hanya berada di kisaran Rp50 ribu- Rp60 ribu per kilogram, kini harganya melejit tinggi. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kenaikan harga bahan pokok lainnya, tetapi sejumlah rumah makan di Gorontalo menaikan harga makanan.

Pembeli pun hanya bisa mengelus dada karena harus berpikir dua kali untuk membeli cabai rawit. Hal itu dikarenakan harga cabai yang naik dua kali lipat sejak awal bulan yang sebelumnya hanya Rp50 ribu menjadi Rp100 ribu per kilogramnya.

"Mau tidak mau kami harus beli, karena kalau makanan tidak ada cabai, tidak enak rasanya", kata Lis Manti, seorang ibu rumah tangga saat berbincang dengan Liputan6.com.

Sementara itu, Amir Pakaya, seorang pedagang sekaligus petani cabai bilang, bahwa penyebab kenaikan harga cabai itu adalah karena stok dari petani sangatlah sedikit. Padahal, permintaan cabai jelang akhir tahun sangat tinggi.

"Memang cabenya yang kurang. Sedangkan permintaan sangat tinggi, jadi cabai mahal," ungkapnya.

"Kalau saya jual ke pedagang eceran itu harganya Rp90 ribu per kilogram. Kemudian pedagang jual lagi dengan harga Rp100 ribu," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut:


Dampak Kemarau

Gagal Panen Petani Bakar Sawah
Seorang petani di Gorontalo membakar sawahnya yang gagal panen lantaran kekurangan pasokan air di musim kemarau. Setidaknya ada puluhan hektare sawah di Gorontalo yang gagal panen akibat kekurangan pasokan air. (Liputan6.com/ Arfandi Ibrahim)

Amir mengaku, faktor kelangkaan cabai di tingkat petani diakibatkan oleh gagal panen akibat kemarau panjang. Pasokan air irigasi lahan pertanian yang mengering, sangat berdampak pada hasil produksi cabai petani.

"Teman-teman petani cabau yang saya datngi, mereka rata-rata mengaku gagal panen akibat musim kemarau," ujarnya.

Meski begitu, memasuki akhir tahun 2023, harga-harga kebutuhan bahan pokok lainnya seperti sayuran di Pasar Gorontalo naik sedikit. Imin (50) salah satu pedagang di pasar tradisional tersebut merasa beberapa komoditi yang dijualnya naik harganya.

"Sedikit sih naiknya. Tidak seperti cabai rawit yang memang naiknya cukup drastis,"kata imin.

Ia menambahkan, cabai masih tetap dibeli meski awalnya para pembeli sempat bengong mendengar kenaikan harga. Cabai yang kini dibanderol Rp100 ribu per kg itu membuat mereka kaget.

Tetapi harga cabai keriting justru masih sama yaitu Rp30 ribu per kilogram. Begitupun harga cabai hijau yaitu Rp50 ribu per kilogram.

"Yang dicari itu pedasnya. Kalau yang itu (cabai keriting dan hijau) jarang dibeli karena enggak (pedas), jadi harganya tetap, orang Gorontalo kan suka pedas, jadi makan cabai adalah kebutuhan wajib," tegasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya