Liputan6.com, Jakarta - Brand Zara kembali menjadi sorotan publik lantaran menjadi kontroversial. Salah satu koleksi terbaru mereka menuai kritik dunia karena dianggap mirip dengan kondisi kehidupan warga Gaza, Palestina, yang saat ini menderita akibat serangan Israel.
Seruan untuk memboikot ZARA terus menyebar di sejumlah platform media sosial. Dirangkum dari berbagai sumber, kontroversi ini bukan pertama kalinya.
Pada tahun 2021 juga terjadi gelombang protes terhadap merek pakaian asal Spanyol ini karena desainernya menyindir Palestina. Amancio Ortega adalah pendiri ZARA.
Advertisement
Baca Juga
Sementara merek tersebut dimiliki oleh Inditex, perusahaan yang didirikan oleh istrinya pada tahun 1975. Selain ZARA, Inditex juga menaungi merek-merek ternama seperti Massimo Dutti, Pull & Bear, dan Stradivarius.
Jumlah total toko merek-merek ini adalah 7.500 toko di seluruh dunia. Sebelum menjadi grup fashion, Ortega tidak berasal dari keluarga kaya.
Dia dan keluarganya dulu tinggal di rumah pengemis tempat tinggal para pekerja kereta api. Suatu hari, dia mendengar ibunya yang bekerja sebagai petugas kebersihan, meminta utang di toko-toko setempat.
Karena kesulitan ekonomi, Ortega akhirnya memutuskan berhenti sekolah dan mulai bekerja pada usia 14 tahun. Pekerjaan pertama Amancio Ortega adalah sebagai salesman di sebuah perusahaan lokal bernama Gala.
Orang Terkaya
Di sinilah ia mulai belajar menjahit pakaian dengan tangan. Pada tahun 1963, setelah 10 tahun pengalaman mengelola koperasi garmen, Amancio Ortega Gaona mendirikan perusahaan pertamanya, Confecciones GOA, S.A.
Ortega mengembangkan mode baru tren dengan keluarganya. Saudaranya Antonio menjalankan bisnis, saudara perempuannya Josefa menangani akuntansi, dan istri Ortega, RosalÃa Mera Goyenechea, adalah mitra bisnisnya.
Setelah mendirikan koperasi garmen yang sukses, Ortega memperkenalkan waktu penyelesaian yang cepat untuk produksi pakaian. Beberapa pabriknya mulai diakuisisi di Spanyol hingga ia membuka toko pertamanya di pusat kota La Coruna, bernama Zorba, pada tahun 1975.
Dinamakan berdasarkan film favoritnya Ortega dan istri pertamanya, toko tersebut dengan cepat mengubah namanya dari Zorba menjadi ZARA. Pada April 2022, Inditex dimiliki oleh putri Ortega, Marta Ortega Pérez.
Ortega memiliki 60% saham Inditex yang tercatat di bursa Madrid. Per Desember 2023, aset Ortega tercatat sebesar USD 77,3 miliar atau setara Rp 1,198 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.500 per dolar AS).
Ini menjadikannya orang terkaya ke-14 di dunia. Aset lancarnya telah meningkat secara signifikan dibandingkan tahun lalu sebesar 59,6 miliar USD.
Â
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement