Melihat Hanggar di Bandara Utarom Kaimana Papua Barat yang Jadi Peninggalan Perang Dunia II

Kondisinya pun sudah mengalami kerusakan, seperti banyak lubang pada atap, besi penyangga yang berkarat, lantai yang retak, dan tumbuh semak belukar. Meski demikian, hanggar-hanggar di Bandara Utarom Kaimana Papua Barat menjadi saksi bisu terjadinya Perang Dunia II.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 16 Jan 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2024, 14:00 WIB
Bandara Utarom Kaimana
Bandara Utarom Kaimana di Papua Barat memiliki sejumlah hanggar (kandang pesawat) yang merupakan peninggalan masa Jepang dan Belanda. Ada sekitar lima hanggar yang terdapat di bandara tersebut. (Kemdikbud.go.id)

Liputan6.com, Papua - Bandara Utarom Kaimana di Papua Barat memiliki sejumlah hanggar (kandang pesawat) yang merupakan peninggalan masa Jepang dan Belanda. Ada sekitar lima hanggar yang terdapat di bandara tersebut.

Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, pasukan Jepang mulai merintis pembangunan bandara di daerah ini pada 1942. Masa itu adalah masa ketika mereka masuk menjajah wilayah Indonesia.

Pembangunan bandara dilakukan sebagai persiapan ekspansi militer ke wilayah Papua Nugini, Australia, dan Pasifik Selatan. Pada 1945, Pasukan Jepang semakin terdesak dan bandara ini dibombardir oleh pasukan Sekutu.

Setelah Jepang menyerah, Belanda kembali datang ke Kaimana pada 1946. Belanda kemudian memperbaiki bandara yang rusak parah, sehingga pesawat-pesawat pasukan Sekutu dapat mendarat di Kaimana.

Pada 1950, bandara dibangun secara besar-besaran sebagai Pangkalan Udara Militer Belanda (KNIL). Selanjutnya pada 1960 atau saat misi pembebasan Irian Barat (Trikora) dicanangkan oleh Presiden Soekarno, pesawat-pesawat tempur Belanda mulai disiagakan di pangkalan tersebut.

Pada 1963, Belanda menyerah dan melepaskan Irian Barat sebagai tanah milik NKRI. Setidaknya ada lima hanggar yang terdiri dari Hanggar Utarom 1 hingga 5.

Hanggar-hanggar ini berbentuk setengah lingkaran dengan tiang penyangga lengkung dari besi dan atap seng. Terkait fungsi, hanggar-hanggar ini pernah dijadikan mess oleh suatu perusahaan, lapangan bulutangkis, parkiran mobil oil (Pertamina), jadi tempat tinggal, dan lainnya.

Kondisinya pun sudah mengalami kerusakan, seperti banyak lubang pada atap, besi penyangga yang berkarat, lantai yang retak, dan tumbuh semak belukar. Meski demikian, hanggar-hanggar di Bandara Utarom Kaimana Papua Barat menjadi saksi bisu terjadinya Perang Dunia II.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya