Pakar Iklim UGM Paparkan Langkah Mitigasi Bencana Siklon Tropis Anggrek

BMKG mengidentifikasi adanya Siklon Tropis Anggrek yang terbentuk di sekitar Samudra Hindia sebelah barat daya Bengkulu dan bibit Siklon 99S di sekitar utara Australia pada Selasa (16/1). Siklon Anggrek ini berpotensi menimbulkan hujan lebat, petir, dan angin kencang pada 16-22 Januari 2024 di sejumlah wilayah Indonesia.

oleh Yanuar H diperbarui 21 Jan 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2024, 18:00 WIB
Cuaca Ekstrem Melanda Jakarta
Pejalan kaki menggunakan payung saat hujan deras mengguyur kawasan Jalan Thamrin, Jakarta, Selasa (31/5/2022). Potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Indonesia pada hari ini dipengaruhi oleh kemunculan bibit siklon tropis 92S di Samudera Hindia selatan Jawa Barat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Yogyakarta Yogyakarta yang diguyur hujan merata dan berdurasi panjang dalam beberapa hari terakhir ini karena dampak dari badai anggrek atau siklon tropis anggrek yang diprediksi bakal berlangsung sampai 23 Januari 2024 mendatang. Pakar iklim dan lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM), Emilya Nurjani mengatakan siklon tropis biasanya berkembang dari kondisi depresi tropis menjadi badai tropis dan akhirnya berubah menjadi siklon tropis.

“Siklon tropis merupakan sistem global yang tidak bisa dihindari. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya mitigasi akibat atau dampak yang ditimbulkan,” terangnya saat dihubungi Jumat 19 Januari 2024.

Emilya mengatakan saat musim hujan ini, curah hujan yang tinggi tidak hanya disebabkan oleh siklon tropis. Kendati begitu, tingginya curah hujan juga disebabkan oleh monsun Asia dan pergerakan intertropical convergence zone yang dapat menyebabkan tumbuhnya awan-awan konvergen di wilayah Indonesia sekitar bulan Januari- Februari.

“Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan banjir dan longsor, sehingga mitigasi bencana banjir dan longsor menjadi fokus utama kita,” ujarnya.

Menurutnya ada langkah yang dapat mencegah terjadinya bencana banjir dan longsor akibat tingginya curah hujan, salah satunya, membersihkan drainase dari sampah-sampah. Sehingga air hujan akan lancar mengalir dan masuk ke gorong-gorong hingga masuk sungai.

Kedalaman sungai perlu diperdalam agar dapat menampung volume air/debit air hujan yang masuk. Langkah lainnya mitigasi bencana siklon tropis anggrek dengan membersihkan sumur resapan atau biopori agar mampu menyimpan air hujan dengan maksimal. 

"Tidak kalah penting juga menebang pohon-pohon yang sudah tua dan tinggi untuk mengurangi dampak pohon tumbang jika ada angin kencang dan ada peringatan bagi nelayan untuk tidak ke laut," ujarnya.

Emilya mengatakan siklon terbentuk jika ada pusat tekanan rendah yang dikelilingi oleh tekanan tinggi, syaratnya adalah gaya coriolis yang menyebabkan angin bergerak dengan arah membelok dan uap air hangat dihasilkan dari penguapan air laut dengan suhu permukaannya tinggi (di atas 28 derajat Celcius). Gaya coriolis menginduksi uap air hangat membentuk pusaran air dan terangkat mengikuti pergerakan angin.

“Wilayah laut Indonesia suhu muka berkisar 26,5 derajat celcius, sehingga potensi terbentuknya siklon tidak sebesar wilayah perairan Australia, Filipina dan Jepang serta samudra Hindia barat Asia,” tuturnya.

Emilya mengatakan siklon tropis bisa memberikan dampak berupa curah hujan yang tinggi (tebal dan durasi serta intensitas), kecepatan angin yang meningkat, serta gelombang perairan yang tinggi (1,5 - 3 meter). Wilayah terdampak langsung siklon tropis yang meningkat curah hujannya antara lain pulau Sumatera pesisir barat bagian selatan serta sebagian pulau Jawa bagian barat. 

"Adapun perairan yang naik gelombangnya juga di perairan selatan dan barat Sumatera serta perairan selatan pulau Jawa. Karena pergerakan siklon tropis yang menjauhi Indonesia yakni pergerakan angin menuju barat daya, maka dampak yang ditimbulkan akan semakin berkurang," ucap dia.

Emilya mengatakan usia siklon termasuk siklon tropis anggrek, berkisar antara 5-14 hari dan dampaknya akan mengecil jika mencapai daratan. Hal tersebut terjadi karena gaya gesekan dengan daratan menyebabkan pelemahan angin dan uap air di daratan yang lebih sedikit. Sebagian besar siklon tropis terbentuk di perairan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya