Liputan6.com, Jakarta - Samudra Hindia dilalui siklon tropis Taliah sejak 2 Februari 2025. Siklon tropis ini adalah badai yang berkembang dari bibit siklon tropis 90S yang terdeteksi awal Februari lalu.
Tak hanya satu, siklon tropis yang diberi nama Vince juga terbentuk di sekitar Taliah. Berdasarkan pelacakan satelit, saat ini dua siklon tersebut telah bergerak ke arah barat-barat daya, menjauhi wilayah Indonesia.
Advertisement
Melansir laman Britannica pada Senin (10/02/2025), siklon tropis adalah badai besar yang terbentuk di atas lautan tropis yang hangat. Fenomena ini dapat menyebabkan hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi yang berpotensi merusak.
Advertisement
Proses terbentuknya siklon tropis melalui beberapa tahap yang melibatkan suhu laut, kondisi atmosfer, dan rotasi bumi. Siklon tropis bermula dari perairan laut yang hangat, dengan suhu permukaan laut setidaknya 26,5°C.
Baca Juga
Lapisan hangat ini harus memiliki kedalaman minimal 50 meter agar cukup energi dapat ditransfer ke atmosfer. Air laut yang hangat memanaskan udara di atasnya, menyebabkan udara tersebut naik dan menciptakan daerah bertekanan rendah.
Ketika udara naik, ia mendingin dan mengembun, membentuk awan-awan badai yang menjadi cikal bakal siklon tropis. Selain suhu laut yang tinggi, kondisi atmosfer juga harus mendukung pembentukan siklon tropis.
Angin di atmosfer harus stabil dan tidak terlalu kuat agar badai dapat terbentuk tanpa terganggu. Udara panas yang naik akan bertemu dengan udara yang lebih dingin di lapisan atas, menghasilkan kondensasi yang lebih banyak dan membentuk awan kumulonimbus besar.
Tingkat kelembaban di atmosfer bagian tengah, sekitar 5.000 meter di atas permukaan laut, juga harus cukup tinggi untuk mempertahankan pertumbuhan awan badai. Saat badai semakin kuat, terbentuklah bagian yang disebut "mata siklon" di tengah sistem badai.
Mata siklon adalah area dengan tekanan sangat rendah dan cuacanya relatif tenang. Di sekelilingnya terdapat "dinding mata" yang berisi awan tebal dengan angin paling kencang dan hujan terlebat.
Udara hangat yang naik dengan cepat di sekitar mata siklon menciptakan struktur sirkulasi yang semakin memperkuat badai. Siklon tropis akan terus menguat selama masih berada di atas perairan hangat karena mendapatkan energi dari air laut.
Jika kondisi atmosfer tetap mendukung, angin dalam siklon dapat mencapai kecepatan lebih dari 119 km/jam, mengubahnya menjadi badai besar. Namun, ketika siklon mencapai daratan, ia akan mulai melemah karena kehilangan sumber energinya.
Meski melemah, siklon yang sudah mencapai daratan tetap bisa menyebabkan hujan deras, banjir, serta angin kencang.
Penamaan Siklon Tropis
Dikutip dari laman World Meteorological Organization (WMO) pada Senin (10/02/2025), siklon tropis diberi nama serupa nama-nama manusia. Pemberian nama pada siklon tropis telah terbukti menjadi cara paling efektif untuk menyampaikan peringatan dan meningkatkan kesadaran serta kesiapan masyarakat.
Dengan adanya nama, pelacakan dan pembahasan tentang badai tertentu menjadi lebih mudah, terutama ketika beberapa badai muncul secara bersamaan. Penamaan ini juga membantu menghindari kebingungan di antara para meteorolog, media, lembaga penanggulangan bencana, dan masyarakat umum.
Selain itu, penggunaan nama pada siklon tropis sangat berguna dalam pencatatan sejarah serta penelitian mengenai perilaku dan dampak badai dari waktu ke waktu. WOM memiliki prosedur yang ketat dalam menentukan daftar nama siklon tropis.
Setiap wilayah di dunia memiliki aturan yang berbeda dalam penamaan siklon. Di beberapa wilayah, seperti Atlantik dan belahan bumi selatan, siklon dinamai berdasarkan urutan alfabet dengan nama laki-laki dan perempuan secara bergantian.
Di wilayah lain, nama badai mengikuti urutan alfabet berdasarkan nama negara yang mengusulkannya. Badan-badan ini menyusun daftar nama yang telah ditentukan sebelumnya, yang diusulkan oleh layanan meteorologi dan hidrologi nasional dari negara-negara anggota WMO.
Pemilihan nama didasarkan pada kemudahan pengucapan dan keterkenalan di wilayah masing-masing agar masyarakat lebih mudah memahami dan mengingatnya. Nama badai juga diberikan sesuai urutan dalam daftar yang telah disiapkan, tanpa mempertimbangkan intensitasnya, bergantian antara nama pria dan wanita di beberapa wilayah.
Untuk wilayah Samudra Hindia Selatan yang di dalamnya termasuk perairan Indonesia, nama yang diberikan adalah, Robyn, Sean, Taliah, Vince, Zelia, Anthony, Bianca, Courtney, Dianne, Errol, Fina, Grant, Hayley, Iggy, Jenna, Koji, Luana, Mitchell, Narelle, Oran. Jika sebuah badai sangat merusak atau mematikan, namanya dapat dipensiunkan dan diganti dengan nama baru, seperti siklon Tracy (1974) yang menghancurkan Darwin, Australia, dan siklon Yasi (2011) siklon Kategori 5 yang menyebabkan kerusakan parah di Queensland.
(Tifani)
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)