Mengenal Siklon Tropis, Proses Pembentukan hingga Penyebabnya

BMKG menyebut bahwa Indonesia saat ini tengah dikepung oleh dua bibit siklon tropis aktif yang berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap cuaca di berbagai wilayah. Berikut penjelasan mengenai siklon tropis hingga penyebabnya.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 06 Feb 2025, 19:00 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2025, 19:00 WIB
Waspada Cuaca Buruk dan Gelombang Tinggi di Perairan Banten
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau tiga bibit siklon tropis berada di wilayah Indonesia, yaitu 91S, 94S dan 93P. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa Indonesia saat ini tengah dikepung oleh dua bibit siklon tropis aktif yang berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap cuaca di berbagai wilayah.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menekankan, pentingnya kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem akibat dinamika atmosfer yang kompleks.

"Kehadiran dua bibit siklon tropis yg masih aktif dan satu bibit siklon yg telah meluruh tersebut cukup meningkatkan kondisi dinamika atmosfer pada periode puncak musim hujan saat ini. Kombinasi antara bibit siklon, fenomena La Niña lemah, Monsun Asia, Seruak Udara Dingin dari Dataran Tinggi Siberia, dan aktivitas gelombang atmosfer, serta Madden Julian Oscillation (MJO) akan meningkatkan risiko cuaca ekstrem di banyak wilayah Indonesia," ujar Dwikorita Karnawati dikutip dari laman bmkg.go.id, Kamis (6/2/2025).

Lalu, apa itu siklon tropis?

Dikutip dari laman bmkg.go.id, siklon tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar. Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26.5 °C. Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam.

Secara teknis, siklon tropis didefinisikan sebagai sistem tekanan rendah non-frontal yang berskala sinoptik. Siklon tropis tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif dan kecepatan angin maksimum setidaknya mencapai 34 knot pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya, serta bertahan setidaknya enam jam.

Pada pusat siklon tropis, terbentuk suatu wilayah dengan kecepatan angin relatif rendah dan tanpa awan yang disebut dengan mata siklon. Diameter mata siklon bervariasi mulai dari 10 hingga 100 km. Mata siklon ini dikelilingi dengan dinding mata, yaitu wilayah berbentuk cincin yang dapat mencapai ketebalan 16 km. Pada radius ini terdapat kecepatan angin tertinggi dan curah hujan terbesar.

Masa hidup suatu siklon tropis rata-rata berkisar antara 3 hingga 18 hari. Karena energi siklon tropis didapat dari lautan hangat, maka siklon tropis akan melemah atau punah ketika bergerak dan memasuki wilayah perairan yang dingin atau memasuki daratan.

Siklon tropis dikenal dengan berbagai istilah, yaitu "badai tropis" atau "typhoon" atau "topan" jika terbentuk di Samudra Pasifik Barat, "siklon" atau "cyclone" jika terbentuk di sekitar India atau Australia, dan "hurricane" jika terbentuk di Samudra Atlantik.

Ukuran Siklon Tropis

Ukuran siklon tropis bervariasi, mulai dari 50 km (Cyclone Tracy, 1977) hingga 1100 km (Typhoon Tip, 1979). Daerah pertumbuhan siklon tropis mencakup Atlantik Barat, Pasifik Timur, Pasifik Utara bagian barat, Samudera Hindia bagian utara dan selatan, Australia dan Pasifik Selatan.

Sekitar 2/3 kejadian siklon tropis terjadi di belahan bumi bagian utara. Sekitar 65% siklon tropis terbentuk di daerah antara 10° - 20° dari ekuator, hanya sekitar 13% siklon tropis yang tumbuh diatas daerah lintang 20° , sedangkan di daerah lintang rendah (0° - 10°) siklon tropis jarang terbentuk.

 

Ikuti Kuis Cek Fakta Liputan6.com di Aplikasi Youniverse dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.

Caranya mudah:

* Gabung ke Room Cek Fakta di aplikasi Youniverse

* Scroll tab ke samping, klik tab “Campaign”

* Klik Campaign “Kuis Cek Fakta”

* Klik “Check It Out” untuk mengikuti kuisnya

 

Proses Terbentuknya Siklon Tropis

FOTO: Waspada Hujan Angin di Jakarta Dampak Siklon Molave
Kondisi llalu lintas saat hujan mengguyur Jakarta, Senin (26/10/2020). BPBD DKI Jakarta mengeluarkan peringatan dini cuaca berupa potensi terjadinya hujan lebat disertai petir dan angin kencang dampak dari siklon tropis Molave hingga 27 Oktober 2020. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)... Selengkapnya

Siklon tropis tumbuh atau terbentuk di perairan sekitar daerah tropis, terutama yang memiliki suhu muka laut yang hangat. Siklon tropis dapat terbentuk dengan persyaratan berikut ini:

  • Suhu permukaan laut sekurang-kurangnya 26.5 C hingga ke kedalaman 60 meter.
  • Kondisi atmosfer yang tidak stabil yang memungkinkan terbentuknya awan Cumulonimbus. Awan-awan ini, yang merupakan awan-awan guntur, dan merupakan penanda wilayah konvektif kuat, adalah penting dalam perkembangan siklon tropis.
  • Atmosfer yang relatif lembab di ketinggian sekitar 5 km. Ketinggian ini merupakan atmosfer paras menengah, yang apabila dalam keadaan kering tidak dapat mendukung bagi perkembangan aktivitas badai guntur di dalam siklon.
  • Berada pada jarak setidaknya sekitar 500 km dari katulistiwa. Meskipun memungkinkan, siklon jarang terbentuk di dekat ekuator.
  • Gangguan atmosfer di dekat permukaan bumi berupa angin yang berpusar yang disertai dengan pumpunan angin.
  • Perubahan kondisi angin terhadap ketinggian tidak terlalu besar. Perubahan kondisi angin yang besar akan mengacaukan proses perkembangan badai guntur.

Faktor Penyebab Terjadinya Siklon Tropis

  • Tekanan Udara Rendah: Perbedaan tekanan udara yang signifikan menyebabkan udara bergerak menuju pusat tekanan rendah.
  • Suhu Permukaan Laut: Suhu air laut hangat di atas 26,5°C memicu penguapan intensif yang menjadi energi utama bagi pembentukan siklon.
  • Efek Coriolis: Rotasi bumi memengaruhi arah dan pola pergerakan angin, menciptakan pusaran.
  • Labilitas Atmosfer: Ketidakstabilan atmosfer yang ditandai oleh kenaikan massa udara hangat dan lembab dapat memicu pembentukan siklon tropis.

Ciri-ciri Siklon Tropis

  • Rotasi Angin Melingkar: Di belahan bumi selatan, angin berputar searah jarum jam, sedangkan di belahan bumi utara berlawanan arah jarum jam.
  • Kecepatan Angin Tinggi: Siklon tropis memiliki kecepatan angin minimum 63 km/jam dan dapat mencapai lebih dari 118 km/jam.
  • Hujan Lebat: Intensitas hujan tinggi sering menyertai siklon tropis, menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah terdampak.
  • Gelombang Laut Tinggi: Siklon tropis meningkatkan tinggi gelombang laut hingga lebih dari 4 meter, membahayakan aktivitas pelayaran dan perikanan.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya