Liputan6.com, Jakarta - Debat cawapres atau calon wakil presiden sudah berlangsung pada Minggu (21/1/2024) kemarin, tetapi riuh rendah perbincangan rangkaian debat keempat ini terus memenuhi media sosial. Lembaga riset pasar Continuum pun merilis hasil analisis big data di tiga platform media sosial yaitu Twitter atau X, TikTok, dan Youtube.
Hasilnya, pandangan publik dunia maya atau netizen terhadap masing-masing cawapres adalah Cak Imin atau Muhaimin Iskandar paling positif, Mahfud Md berkelas, dan Gibran terlalu banyak gimik. Hal ini dipaparkan oleh Peneliti Big Data Continuum Wahyu Tri Utomo, Senin (22/1/2024).
Lebih lanjut, lembaga riset di bawah naungan Institute for Development of Economic and Finance (Indef) ini mencatat positivity rate dari ketiga media sosial terbesar adalah pada Cawapres nomor urut satu, Muhaimin Iskandar dengan angka 73,97%. Diikuti oleh Mahfud Md 69,02%, dan Gibran Rakabuming Raka 49,65%.
Advertisement
Baca Juga
Tangkapan big data ini diambil dari 16.724 tweet, 42.439 komentar TikTok, dan 49.751 komentar di Youtube. Di mana cawapres nomor urut dua, Gibran dianggap paling gimik dan banyak dibicarakan di platform TikTok dengan angka 81,76%. Sementara Mahfud Md pembicaraan netizen terbanyak di platform Twitter dan TikTok yang cukup seimbang. Sementara Cak Imin banyak dibicarakan di platform Twitter dan TikTok.
"Kenapa coba kita elaborasi dari beberapa sosial media karena ternyata setelah kita analisis itu ada ada beberapa pola dari tiap cawapres, terkait bagaimana mereka menggunakan sosial media untuk mengkampanyekan program ataupun juga visi misinya," kata Wahyu.
Dia menambahkah analisis pendapat masyarakat di tiga platform medsos ini berupa analisis eksposur perbincangan, analisis sentimen, dan analisis topik perbincangan. Ini, kata dia, tidak termasuk perbincangan media dan buzzer yang jumlahnya cukup banyak.
Gibran Paling Gimik tapi Paling Populer
Dalam tangkapan data medsos pada 21 sampai 22 Januari 2024, terdapat 108.914 perbincangan terkait debat cawapres 2024 dari 85.988 akun media sosial. Lalu, siapa cawapres yang paling banyak disorot publik?
Tercatat, Gibran menjadi yang paling populer dengan mendominasi 50,21% percakapan di media sosial atau setengah dari netizen membicarakan Walikota Solo tersebut usai debat cawapres. Baru kemudan diikuti oleh Cak Imin dengan 30,29%, dan Mahfud Md dengan 19,5%.
"Proporsi Gibran ini di semua sosial media itu mendominasi, baik di Twitter, YouTube ataupun juga di Tiktok," tambahnya.
Namun, Wahyu menekankan banyak perbincangan ini bukan berarti selalu positif, bisa saja merupakan sentimen negatif atau begitu juga sebaliknya. Dia menjelaskan Cak Imin dinilai netizen lebih positif karena ada peningkatan dalam sisi performa dibandingkan debat cawapres sebelumnya.
Sementara, Mahfud Md dinilai masih sama seperti dengan yang sebelumnya dengan kapabilitasnya sebagai akademisi dan orang yang sudah menjabat berbagai jabatan pemerintahan. Namun, kali ini Mahfud dinilai lebih berkelas.
Untuk Gibran, netizen menilai berbeda dari yang debat pertama yang penuh pujian. "Banyak netizen yang menilai Gibran terlalu banyak bermain gimik dan kurang fokus pada pada materinya," tambah Wahyu.
Advertisement
Media Sosial Andalan
Menurutnya, media sosial sangat memengaruhi bagaimana pilihan netizen pada Pemilu 2024 ini. Termasuk bagaimana melihat performa saat debat. Tercatat, Capres-cawapres Prabowo-Gibran menggunakan media sosial TikTok dan Youtube sebagai andalan.
"Tiktok itu jadi media sosial dengan sentimen positif tertinggi dari paslon Prabowo dan Gibran sedangkan Twitter itu menjadi sentimen positif paling rendah," bebernya.
Adapun pasangan Ganjar-Mahfud tuai sentimen positif di Twitter atau X. Namun media sosial andalan adalah Youtube dan Tiktok. "Twitter itulah banyak sekali pujian yang yang disampaikan kepada Mahfud," kata dia.
Terakhir pasangan Anies-Muhaiminin vokal di Twitter/X dan menjadi andalan bagi pasangan ini untuk menyampaikan visi misi. Platform X juga memberikan komentar positif bagi pasangan ini.
"Namun sering diperbincangkan bukan berarti didukung, agak riskan juga ketika sering diperbincangkan tapi isinya adalah kritik-kritik atau hal-hal yang dinilai justru menjatuhkan elektabilitas," ungkapnya.
Â
Â