Saweran Pemudik Limbangan-Malangbong Jadi Berkah Bagi Usaha Doger Monyet Jalanan

Sekarang persaingannya cukup banyak, cek saja berapa monyet di sepanjang jalur ini yang membuka lapak atraksi doger monyet.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 10 Apr 2024, 03:00 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2024, 03:00 WIB
Doger doger monyet di sepanjang jalur Limbangan Barat hingga kawasan Sasak Beusi, Kecamatan Limbanagn Garut, Jawa Barat, cukup menghibur kalangan pemudik terutama anak-anak yang melintas di jalur mudik. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Doger doger monyet di sepanjang jalur Limbangan Barat hingga kawasan Sasak Beusi, Kecamatan Limbanagn Garut, Jawa Barat, cukup menghibur kalangan pemudik terutama anak-anak yang melintas di jalur mudik. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Hiburan pengamen doger monyet jalanan di sepanjang jalur Limbangan Barat hingga kawasan Sasak Beusi, kabupaten Garut, Jawa Barat, cukup menghibur kalangan pemudik terutama anak-anak yang melintas di jalur mudik nasional Limbangan-Malangbong.

Ragam gerakan mulai atraksi pakai topeng, naik sepeda, angkat barbel hingga tari jaipong yang diminta pawang, dipenuhi sang monyet dengan penuh kelucuan khas binatang primata tersebut menjadi hiburan mudik tersendiri.

“Yoki naik sepeda ke pasar,” ujar Uden, salah seorang pawang monyet meminta ‘Yoki’, monyet peliharaannya sambi diiringi musik mini gamelan yang ditabuhnya, untuk mengiringi Yoki naik sepeda, Senin (8/4/2024).

Sesekali gerakan Yoki, berhenti saat lemparan uang koin, termasuk pecahan uang kertas dua ribuan yang diberikan para pemudik lebaran 2024, langsung disambar monyet yang terlatih tersebut.

“Lumayan sambil ngasuh kedua anak saya, kebetulan ngajinya sudah libur,” ujar dia, menarik rantai yang mengikat monyet Yoki yang tengah berakhir di samping bahu jalan jalur dekat pasar Limbangan.

Menurutnya, momen mudik lebaran 2024 merupakan prosesi tahunan yang kerap disaksikan masyarakat saat menerima limpahan pemudik melintasi jalur Limbangan-Malangbong.

“Kalau sehari-hari saya ngamen ke perkampungan warga sekitar Limbangan, kalau sekarang cukup di pinggir jalan saja banyak pemudik lewat,” kata dia.

Meskipun tidak menentu, namun ia memprediksi rata-rata pendapatan harian uang saweran doger monyet yang berhasil dikumpulkan sekitar Rp 70 ribu. “Sekarang persaingannya cukup banyak, cek saja berapa monyet di sepanjang jalur ini yang membuka lapak (Doger monyet),” kata dia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Persaingan Meningkat

Doger doger monyet di sepanjang jalur Limbangan Barat hingga kawasan Sasak Beusi, Kecamatan Limbanagn Garut, Jawa Barat, cukup menghibur kalangan pemudik terutama anak-anak yang melintas di jalur mudik. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Doger doger monyet di sepanjang jalur Limbangan Barat hingga kawasan Sasak Beusi, Kecamatan Limbanagn Garut, Jawa Barat, cukup menghibur kalangan pemudik terutama anak-anak yang melintas di jalur mudik. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Hal senada disampaikan Edo, pawang monyet lainnya yang tengah ngamen di jalur Limbangan-Malangbong. Bertambahnya para pelalu usaha doger monyet di sepanjang jalur Limbangan Barat hingga Sasak Beusi membuat pendapatannya merosot tajam.

“Kalau tahun lalu sehari tidak kurang dapat Rp 100 ribu, sekarang paling Rp 50 ribu, kadang sesekali Rp 70 ribu, kadang juga kurang tidak menentu,” kata dia.

Namun, raihan itu tak menyurutkan minat Edo memberikan hiburan bagi pemudik yang tengah melintas di jalur Limbangan-Malangbong. Baginya, hiburan doger monyet terutama bagi anak-anak pemudik dengan berbagai gerakan lucunya, bisa menjadi hiburan rakyat yang menyenangkan.

“Ada yang ngasi (saweran) hatur nuhun, kala pun belum ada saya gak maksa, hitung-hitung ngabuburit,” kata dia dengan riang gembira, sambil sesekali menarik rantai yang mengikat salah satunya monyetnya yang tengah beraksi.

Uden menambahkan, mendapatkan monyet peliharaan yang terlatih seperti Yoki memang menjadi berkah tersendiri bagi dia, seridaknya bisa menjadi alternatif pendapatan bagi keluarga. “Daripada di rumah tidak ada pekerjaan lain selama Ramadan, mendingan ngadoger,” ujar warga Selaawi tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya