Sulah Nyanda, Rumah Adat Suku Baduy yang Dibangun Berdasarkan Kontur Tanah

Suku Baduy adalah suku yang tinggal di dalam pegunungan. Mereka hidup di rumah adat yang terbuat dari kayu dan bambu.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 04 Mei 2024, 00:00 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2024, 00:00 WIB
Sulah Nyanda
Sulah Nyanda (Instagram @markicabs/Liputan6.com)

Liputan6.com, Banten - Suku Baduy yang merupakan suku asli masyarakat Banten memiliki rumah adat yang disebut sulah nyanda. Bukan hanya sebagai identitas daerah dan tempat tinggal, rumah adat ini juga dibuat berdasarkan aturan adat yang berlaku, yakni dengan mengikuti kontur tanah.

Suku Baduy adalah suku yang tinggal di dalam pegunungan. Mereka hidup di rumah adat yang terbuat dari kayu dan bambu.

Mengutip dari indonesiakaya.com, rumah adat sulah nyanda dibangun secara gotong royong. Masyarakat setempat membangun rumah adat ini dengan menggunakan bahan baku yang berasal dari alam. Beberapa bahan baku yang digunakan adalah kayu untuk fondasi serta batu kali atau umpak sebagai landasan bagian dasar fondasi.

Uniknya, rumah adat ini dibangun dengan mengikuti kontur tanah. Hal ini berkaitan dengan aturan adat tertentu, yakni masyarakat yang akan membangun rumah dilarang merusak alam sekitar. Oleh karena itu, tiang-tiang rumah adat Suku Baduy tidak memiliki ketinggian yang sama.

Untuk bagian bilik dan lantai rumah, masyarakat setempat menggunakan anyaman. Adapun untuk atapnya, rumah adat sulah nyanda menggunakan ijuk yang terbuat dari daun kelapa yang telah dikeringkan.

Secara umum, rumah adat sulah nyanda dibagi menjadi tiga ruangan, yaitu bagian sosoro (depan), tepas (tengah), dan ipah (belakang). Masing-masing ruangan memiliki fungsi yang disesuaikan dengan rencana pembuatannya.

Pada bagian sosoro berfungsi sebagai ruang penerima tamu, tempat bersantai, dan area menenun bagi perempuan. Bagian depan ini berbentuk melebar ke samping dengan lubang di bagian lantainya.

Adapun bagian tepas adalah tempat untuk tidur dan pertemuan keluarga. Sementara pada bagian ipah digunakan sebagai tempat memasak serta menyimpan hasil ladang dan beras.

Tiap ruangan ini dilengkapi dengan lubang pada bagian lantai yang berfungsi sebagai sirkulasi udara. Pasalnya, rumah adat Suku Baduy tidak dilengkapi jendela. Rumah adat sulah nyanda sengaja dibangun tanpa jendela agar para penghuni bersedia keluar rumah jika ingin melihat bagian luar.

 

Penulis: Resla

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya