Liputan6.com, Manado - Status Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, sudah turun ke Level II Waspada. Kini hal yang menjadi perhatian serius adalah penanganan ribuan pengungsi yang tersebar di sejumlah daerah di Sulut.
Di Kota Manado, ada sejumlah lokasi yang menjadi posko pengungsi Gunung Ruang yakni di Sentra Tumou Tou Paal 4 Manado, Bapelkes Sulut, serta Balai Peningkatan Mutu Pendikan (BPMP) Sulut.
Khusus di Bapelkes Sulut, ditempati warga pengungsi dengan kategori rentan seperti balita, anak-anak, warga lanjut usia, serta warga dengan penyakit bawaan.
Advertisement
Baca Juga
Kepala Bapelkes Sulut dr Samuel MC Tanos menjelaskan, untuk pengungsi erupsi Gunung Ruang di tempat Bapelkes Malalayang adalah pegungsi yang rentan, pengungsi yang membutuhkan penanganan kesehatan yang intens.
“Mereka terdiri dari ibu-ibu hamil, anak -anak dan juga lansia yang ada peyakit bawaan seperti jantung, hipertensi, dan diabetes,” papar Samuel MC Tanos.
Dia mengatakan, warga pengungsi di Bapelkes Sulut memang membutuhkan kegiatan untuk memperbaiki psikologi mereka. Selain mereka mendapatkan perawatan kesehatan, mereka perlu ada terapi trauma healing.
Samuel MC Tanos memaparkan, kegitan dari Kodim 1309/Manado bersama Koramil 03/Malalayang yang datang membantu pihaknya untuk menghibur anak anak agar tidak trauma, merupakan hal yang sangat baik.
“Diharapkan mereka tidak trauma lagi, dan tidak mengingat kejadian yang sudah dilewati," ucap Samuel MC Tanos.
Simak Video Pilihan Ini:
Trauma Healing
Sebelumnya Dandim 1309/Manado Kolonel Inf Himawan Teddy Laksono SIKom MTr (Han) menginisiasi kegiatan trauma healing di 3 posko pengungsian di Kota Manado. Diawali dengan kegiatan di BPMP Sulut yang merupakan posko pengungsian warga dari 2 desa di kaki Gunung Ruang yakni Desa Pumpente dan Desa Laingpatehi..
"Saya bersama anggota, melaksanakan trauma healing ini untuk membantu anak-anak dan keluarga secara psikologis,” ujar Dandim 1309/Manado Kolonel Inf Himawan Teddy Laksono SIKom MTr (Han) saat mengunjungi lokasi posko pengungsian BPMP Sulut.
Dia mengatakan, hal itu dilakukan agar mereka terhibur, dan memberikan kesehatan mental supaya mereka tetap menjalankan aktifitas.
Dalam kegiatan itu, dihadirkan badut jalanan yang diharapkan dapat membuat anak-anak bisa tetap bahagia, ceria dan nyaman di 3 lokasi pengungsian.
“Kami memberikan trauma healing untuk anak-anak, termasuk kepada warga atau saudara yang berdampak langsung,” ujarnya.
Advertisement