Melihat Kabupaten Berau yang Tumbuh Bersama Industri Pertambangan Batu Bara

Kabupaten Berau adalah salah satu wilayah di Kalimantan Timur yang secara ekonomi ditopang oleh sektor pertambangan batu bara.

oleh Abdul Jalil diperbarui 10 Jun 2024, 12:58 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2024, 18:00 WIB
Bandara Kalimarau di Berau, Kalimantan Timur
Bandara Kalimarau di Berau, Kalimantan Timur (dok: Kemenhub)

Liputan6.com, Berau - Kabupaten Berau bisa jadi contoh sebuah kawasan yang tumbuh secara ekonomi dari industri pertambangan. Di Kabupaten ini banyak memiliki izin usaha pertambangan, bahkan ada yang berstatus Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B).

Salah satunya adalah PT Berau Coal. Perusahaan ini sejak 26 April 2023 mewarnai usaha pertambangan di kabupaten ini, sekaligus mengubah wajah wilayah yang berada di utara Kalimantan Timur ini.

Selama 4 dekade beroperasi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, PT Berau Coal ternyata banyak menorehkan beragam inovasi, prestasi dan kontribusi. Baik pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya, dan pembangunan berbagai infrastruktur.

Direktur Operasional & HSE PT Berau Coal, Arief Wiedhartono memaparkan, dalam perjalanannya, PT Berau Coal tidak lepas sebuah kolaborasi. Meski tidak mudah, namun kolaborasi dari semua pihak dapat membawa PT Berau Coal sukses hingga sekarang dan turut membangun Kabupaten Berau.

“Dalam perjalanannya hingga sekarang tidaklah mudah, tapi PT Berau Coal sudah membuktikan dengan kolaborasi bersama karyawan, masyarakat dan stakeholder, kita dapat melewati tantangan-tantangan yang ada dan membangun Bumi Batiwakkal ini,” sebutnya.

Melalui Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), PT Berau Coal mendirikan Politeknik Sinar Mas Berau Coal. Arief Wiedhartono mengatakan pendirian kampus tersebut focus pada program Wajib Belajar 12 tahun hingga Perguruan Tinggi.

Sekolah tinggi itu kini berusia 6 tahun dan telah melaksanakan 3 kali wisuda. Mahasiswa yang telah wisuda, masih berkesempatan mengikuti program untuk masa pemagangan.

“Sebanyak 153 alumni yang diwisuda, hampir keseluruhan terserap oleh dunia kerja. Misinya yaitu menciptakan sumber daya manusia lokal yang memiliki keahlian sesuai kebutuhan industry. Program ini selaras dengan program Pemerintah Kabupaten Berau,” paparnya.

Tidak hanya itu, PT Berau Coal juga memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang kurang mampu dari lingkar tambang. Termasuk kesempatan praktik kerja industri di lingkup operasional PT Berau Coal dan mitra kerja, terlebih PT Berau Coal juga menyediakan beberapa program pendampingan bagi para lulusan dari perguruan tinggi.

Salah satunya Program Pelatihan Pengawas Pertambangan (P4). Alumnus Politeknik Sinar Mas Berau Coal, Bernadh Adelson Pandiangan mengatakan berkat sistem perkuliahan, 30% teori dan 70% praktek lapangan, pihaknya dapat memahami dan mempelajari setiap ilmu dengan mudah serta mengimplementasikan ilmu tersebut di dunia kerja dengan baik.

“Sekarang saya bekerja sebagai Safety Foreman dan sudah terbiasa dengan lingkungan kerja sejak di bangku perkuliahan dan beragam program pelatihan,” sebutnya.

Kampung Kesehatan

Ultah ke-41 Berau Coal
Manajemen PT Berau Coal saat merayakan 41 tahun beroperasi di Kabupaten Berau dan mewarnai kehidupan ekonomi serta sosial.

Kampung Gurimbang terpilih menjadi salah satu kampung dampingan PT Berau Coal, di kampung itu dibangun sanitasi dasar masyarakat berupa fasilitas jamban sehat. Program tersebut mengantarkan kepala kampung berprestasi tingkat provinsi dan menjadi kampung percontohan di beberapa kampung dampingan PT Berau Coal.

Selain itu, PT Berau Coal juga turut berkontribusi aktif dalam kegiatan pencegahan dan penanganan stunting dan berhasil mendapatkan penghargaan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kaltim.

Program tersebut dilaksanakan dengan pola gerakan terpadu, mulai dari proses hulu sejak ibu hamil hingga sanitasi yang erat kaitannya dengan Open Defecation Free (ODF).

Kini, PT Berau Coal sudah menjadi Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) untuk beberapa kampung di lingkar tambang dengan pemberian makanan tambahan (PMT) kepada anak-anak stunting dengan bahan pangan lokal seperti beras Siung Mas dan ikan nila yang berasal dari program mina padi di Kampung Tasuk dampingan PT Berau Coal.

Arief Wiedhartono menambahkan, PT Berau Coal juga membangun Rumah Sehat Baznas (RSB), kolaborasi dengan Baznas Kabupaten Berau.

“Untuk kesehatan, PT Berau Coal memberi pelayanan kesehatan gratis, pengobatan gratis dan operasi katarak gratis untuk Masyarakat di sekitar lingkar tambang,” katanya.

Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, mengucapkan terima kasih kepada PT Berau Coal atas komitmen kuatnya terhadap penyediaan layanan kesehatan bagi masyarakat Berau. “Iya, kita juga berterima kasih kepada PT Berau Coal atas komitmen kuatnya sehingga RSB Berau akan segera rampung,” ujarnya.

Ekonomi yang Berkelanjutan

Pelatihan Pengolahan Kakao di Kabupaten Berau
Keberadaan perusahaan tambang batu bara seperti Berau Coal yang ikut membina masyarakat melalui Program Pemberdayaan Masyarakat, salah satunya pengolahan kakao.

Beragam penunjang kebutuhan dasar dan perekonomian masyarakat Berau telah dibangun oleh PT Berau Coal. Mulai dari pembangunan jembatan, jalan usaha tani, rumah layak huni, penyediaan listrik dan air bersih, pembangunan fasilitas ibadah seperti masjid, dan gereja.

Ada pula Taman Pendidikan Alquran (TPA), pembangunan gedung sekolah, rumah pintar, pembangunan fasilitas kesehatan seperti gedung posyandu dan puskesmas pembantu (pustu), gedung fasilitas kampung seperti kantor kepala kampung, gedung BPK LPM, gedung serbaguna, pasar kampung, dan sebagainya.

Kepala Kampung Long Lanuk, Solaiman mengucapkan terima kasih kepada PT Berau Coal yang telah merealisasikan pembangunan kantor kepala kampung. Menurutnya, apa yang diberikan Berau Coal merupakan suatu kepedulian yang besar kepada kemajuan kampung binaannya.

“PT Berau Coal telah menjalankan kewajibannya untuk memperhatikan kampung-kampung di sekitar area lingkar tambang. Program yang dijalankan memberi dampak tang dirasakan langsung oleh masyarakat,” katanya.

Di sektor pertanian, PT Berau Coal telah meluncurkan program Mina Padi. Yakni sebuah inovasi menggabungkan budidaya padi dan budidaya ikan untuk mendorong kemandirian pangan dan ekonomi. Program ini diinisiasi pertama kali oleh PT Berau Coal di Kampung Tasuk Kecamatan Gunung Tabur.

Saat ini sudah ada 153 petani yang mendapat pembinaan yang tersebar di 7 kampung. Hasil dari program tersebut, yaitu Beras Lokal yang diberi nama “Siung Mas” dan ikan yang kemudian menjadi bahan baku untuk program Pemberian Makan Tambahan Bapak Asuh Anak Stunting (PMT BAAS) Mandiri.

Selain itu ikan dari hasil mina padi juga dikembangkan menjadi salah satu produk unggulan UMKM Kampung Tasuk. 

Dahniar Rahmawati, Kepala Dinas Perikanan Berau mengatakan pihaknya sangat mendukung program yang dijalankan oleh PT Berau Coal dalam rangka ketahanan pangan dan meningkatkan produksi ikan budidaya.

“Harapan hal ini dapat meningkatkan produksi padi dan ikan serta meningkatkan pendapatan para pelaku usaha setempat,” harapnya.

Di sektor perkebunan, sejak tahun 2010 PT Berau Coal secara konsisten telah melakukan pengembangan budidaya kakao yang tersebar di kampung-kampung dampingan dengan proses dari hulu hingga hilir. Salah satu hilirisasi kakao yang dijalankan adalah mendukung pembangunan dan pengembangan Rumah Cokelat Kulanta Labanan Makarti.

Pendiri Rumah Cokelat Kulanta, Dea Nurwana Solihin mengatakan Rumah Cokelat Kulanta adalah bagian dari unit usaha BUMK Surya Jaya Abadi di Kampung Labanan Makarti. PT Berau Coal telah mendampingi Rumah Cokelat Kulanta memperoleh berbagai perizinan dan sertifikasi resmi, seperti perizinan PIRT dan HAKI.

Rumah Cokelat Kulanta juga memberdayakan perempuan melalui Kelompok Wanita Tani (KWT). Dengan melibatkan anggota KWT sebanyak 15 orang, yang terbagi menjadi 10 orang di bagian produksi dan 5 orang sebagai pengolah pasca panen dari petani RT 009.

Pemberdayaan Masyarakat

Rumah untuk Suku Rimba
Tiga unit rumah layak huni diberikan kepada Suku Dayak Punan Basap yang sebelumnya tinggal di hutan dan hidup nomaden. Pembangunan rumah ini berkat Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT Berau Coal.

Di sisi lain, PT Berau Coal juga memiliki Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Tak terkecuali untuk warga Komunitas Adat Terpencil (KAT) Lati,yang terletak di Kampung Sambakungan, Kecamatan Gunung Tabur melalui program inovasi sosial pengembangan madu kelulut.

Puluk, salah satu warga KAT yang menjadi pelopor pengembangan budidaya madu kelulut. Dirinya bersyukur mendapat pelatihan dan pembinaan dari Berau Coal terkait budidaya tersebut.

Menurutnya, budidaya kelulut sejauh ini sangat berdampak besar dalam menopang ekonomi masyarakat KAT secara jangka panjang. Terutama bagi mereka yang sebelumnya menggantungkan hidup pada produksi madu hutan.

“Hasilnya sudah kami rasakan. Kami tidak lagi bingung ketika madu hutan sedang tidak ada. Sekarang kami tetap bisa produksi madu kapan saja, terlebih madu kelulut ini bisa dibudidayakan di dekat rumah,” ujarnya.

Ada juga Rumah Kemas Batiwakkal yang mengumpulkan produk-produk kampung dampingan dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Berau. Di rumah itu, PT Berau Coal melakukan berbagai pendampingan yang dilakukan dari kualitas produk, kemasan, aspek legalitas hingga sertifikasi halalnya.

Di tahun 2023 ini, Rumah Kemas Batiwakkal juga mengusung konsep Cafe yang terintegrasi dengan Pusat Penjualan Oleh-oleh di Kabupaten Berau. Hal ini bertujuan untuk memberikan wadah yang lebih luas lagi untuk meningkatkan pemasaran produk UMKM-UMKM di Kabupaten Berau.

Atas dasar dedikasi dan kontribusi selama 41 tahun di bidang sosial, PT Berau Coal juga telah banyak menorehkan prestasi dan menerima penghargaan baik di tingkat daerah maupun nasional dengan berbagai kategori.” Ini merupakan wujud komitmen tinggi perusahaan dalam menjalankan operasional pertambangan yang bertanggung jawab dan kepedulian terhadap lingkungan dan Masyarakat,” tutup Arief.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya