Program Sekolah Sisan Ngaji Segera Diterapkan Serentak dari PAUD hingga SMP se-Blora, Kapan?

Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Blora, Jawa Tengah, segera menerapkan program Sekolah Sisan Ngaji (SSN) untuk jenjang satuan pendidikan PAUD, SD, dan SMP setempat. Rencananya diterapkan mulai tahun ajaran baru 2024 ini.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 17 Jul 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2024, 18:00 WIB
Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Blora, Jawa Tengah. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)
Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Blora, Jawa Tengah. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)

Liputan6.com, Blora - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Blora, Jawa Tengah, segera menerapkan program Sekolah Sisan Ngaji (SSN) untuk jenjang satuan pendidikan PAUD, SD, dan SMP setempat. Rencananya diterapkan mulai tahun ajaran baru 2024 ini.

Kepala Disdik Kabupaten Blora, Sunaryo melalui Sekretaris Disdik Kabupaten Blora, Nuril Huda mengungkapkan, bahwa pihaknya sudah sering menyampaikan terkait perihal tersebut. 

"(SSN) ini sudah sering saya sampaikan ke teman-teman di sekolah," ungkap Nuril, panggilannya ketika diwawancarai Liputan6.com di kantornya, Senin (15/7/2024).

Nuril menyampaikan terkait yang melatarbelakangi program SSN. Pertama, berawal dari keprihatinan bersama terkait dengan bagaimana anak-anak sekolah mengenai pemahaman keagamaanya. 

Kedua, sekolah-sekolah di Blora terutama jenjang SD yang selama ini dari sisi penerimaan siswanya kalah dengan yang berbasis agama. 

"Jadi dua latarbelakang itu kita coba untuk merumuskan, sehingga muncul program Pak Bupati (Arief Rohman) menghendaki ada program SSN," ucapnya.

Terinspirasi dari Disdik Kabupaten Blitar

Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Blora, Nuril Huda. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)
Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Blora, Nuril Huda. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)

Program Disdik Kabupaten Blora tersebut terinspirasi dari programnya Disdik Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Namanya yaitu Sekolah Sak Ngajine. 

"Kalau kita Sekolah Sisan Ngaji. Jadi konsepnya itu bagaimana lulusan anak-anak kita, nantinya itu bisa apa, masyarakat itu nanti punya kayak semacam standar lah," kata Nuril. 

Menurutnya, standar yang dimaksud seperti memberikan materi anak-anak sekolah dalam membiasakan diri disesuaikan ajaran agama masing-masing.

Nuril mencontohkan, kalau anak-anak yang beragama Islam pada pagi harinya diajari kebiasaan melaksanakan ibadah sunnah salat Dhuha, dan sebelum pulang sekolah diajari kebiasaan sudah melaksanakan ibadah wajib salat Dzuhur dulu. 

"Jadi nanti kalau sudah di rumah, anak yang agama Islam sudah tidak dioyak-oyak wong tuane, kebiasaan itu sudah dilakukan di sekolah," ujarnya. 

Terkait materi keagamaan, lanjut Nuril, dicontohkan anak-anak sekolah yang beragama Islam yaitu materi ajarnya salah satunya tentang baca tulis Alquran. 

"Jadi anak-anak yang SD kelas 1 sampai kelas 3 bisa hafal berapa surat, maksudnya surat-surat pendek. Kemudian kelas 4 sampai kelas 6 bisa hafal dan nulis sederhana berapa surat. Lalu yang SMP mungkin sudah sampai juz berapa," terangnya. 

 

Disebut Tidak Terlalu Berat

Lebih lanjut, Nuril menyampaikan, bahwa program SSN yang diajarkan anak-anak sekolah untuk jenjang satuan pendidikan PAUD, SD, dan SMP tidak terlalu berat. 

"Ya nggak terlalu berat lah, untuk kita mengalir saja, nanti kita kalau terlalu berat ya memberatkan juga. Jadi mengalir saja karena juga di lapangan itu beragam," katanya.

"Untuk daerah-daerah yang kebetulan di situ ada TPQ atau diniyah sebetulnya sudah banyak terlampaui. Jadi itu kemarin sudah digagas piye carane kolaborasi dengan proses pembelajarannya," imbuhnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya