Liputan6.com, Yogyakarta - Setiap 16 Juli diperingati Hari Apresiasi Kecerdasan Buatan (AI) atau AI Appreciation Day. Momen ini dirayakan secara global sebagai bentuk merayakan keberadaan kecerdasan buatan dalam perkembangan teknologi.
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) merupakan sebuah sistem kecerdasan manusia yang memungkinkan seperangkat sistem komputer atau mesin lainnya berpikir dan bekerja layaknya manusia. Sistem ini meniru aktivitas normal yang dilakukan manusia, mulai dari belajar (learning), bernalar (reasoning), pengambilan keputusan (decision making), hingga pengoreksian diri (self-correction).
AI yang diharapkan dapat bertindak dan berpikir layaknya manusia bekerja dengan cara memanfaatkan data-data yang diinput untuk dijadikan sumber pengetahuan. Data tersebut kemudian diproses hingga menyajikan hasil yang diperlukan pengguna. AI akan mengidentifikasi, menganalisis pola hubungan, dan mengambil keputusan atas data-data tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip situs National Today, AI pertama kali muncul sebagai perangkat penceritaan yang menjadi terkenal dalam fiksi seperti Frankenstein karya Mary Shelley. Pada 1900-an, penelitian mengenai AI mulai dilakukan.
Selanjutnya pada 1943, AI pertama yang diakui diciptakan dalam desain formal McCulloch dan Pitts untuk Turing-complete artificial neurons. Hingga pada 2015, lebih dari 2.700 proyek perangkat lunak mengintegrasikan beberapa bentuk AI dalam Google.
Diperkirakan, dalam waktu dekat AI bakal semakin besar dan dapat melampaui manusia dalam sebagian besar keterampilan. Perkiraan itu diprediksi akan terjadi pada 2030.
Hadirnya Hari Apresiasi AI tak hanya menjadi momen merayakan pencapaian AI dalam perkembangan teknologi. Lebih dari itu, peringatan ini sekaligus menjadi momen untuk menyoroti etika AI dan mendorong kesadaran masyarakat global akan perkembangan AI dan dampaknya.
Â
Penulis: Resla