Mengenal Tari Nandak Ganjen dan Kaitannya dengan Upacara Sedekah Bumi

Tercipta pada 1996, tari nandak ganjen sebenarnya merupakan pengembangan dari tari topeng Betawi dan tari cokek.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 20 Jul 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2024, 17:00 WIB
Tari nandak Betawi di pembukaan Gulavit Jakarta Formula E
Para penari dari Sanggar Tari Ratna Sari Jakarta Timur membawakan tarian kreasi "Nandak Betawi" pada pembukaan hari kedua Seri-11 GulaVit Jakarta E-Prix 2023 (sumber: Lembaga Kebudayaan Betawi).

Liputan6.com, Jakarta - Tari nandak ganjen merupakan tari kreasi asal Betawi. Tarian ini diciptakan oleh Entong Sukirman. Tak hanya sebagai hiburan, tarian ini juga memiliki hubungan dekat dengan upacara sedekah bumi di Gereja Katolik St. Servatius Kampung Sawah.

Tercipta pada 1996, tari nandak ganjen sebenarnya merupakan pengembangan dari tari topeng Betawi dan tari cokek. Mengutip dari senibudayabetawi.com, nama nandak ganjen berarti menari (nandak) dan centil atau genit (ganjen). Sesuai namanya, tarian ini menceritakan tentang seorang anak remaja yang tengah beranjak dewasa.

Tak hanya sebagai pencipta tari nandak ganjen, Entong Sukirman juga merupakan pengelola grup musik Gambang Kromong Ratna Sari yang terletak di daerah Ciracas, Pasar Rebo. Awalnya, tari kreasi nandak ganjen diciptakan untuk memenuhi permintaan Dewan Kesenian Jakarta untuk menyelenggarakan acara Apresiasi Seni Pertunjukan pada 1996.

Tarian bergaya jenaka ini tidak membutuhkan waktu lama untuk menjadi populer di kalangan anak-anak hingga mahasiswa. Seiring berjalannya waktu, tarian ini kerap dipentaskan pasca upacara sedekah bumi di Gereja Katolik St. Servatius Kampung Sawah.

Tarian ini dianggap mampu menjadi bentuk ekspresi sukacita untuk memeriahkan upacara tersebut. Tari nandak ganjen pada pasca upacara sedekah bumi memiliki simbol-simbol yang diharapkan oleh masyarakat pendukungnya.

Sementara itu, sedekah bumi sudah dilaksanakan di Gereja St. Servatius Kampung Sawah sejak zaman dahulu. Upacara ini terinspirasi oleh upacara bebaritan atau baritan yang dulu dilakukan di perempatan jalan dan di bawah pohon besar.

Setiap tahun, masyarakat mengikuti upacara tersebut dengan membawa sesajen berupa makanan dan lauk-pauk urap hingga ayam. Mereka juga membawa lisong, sejenis rokok yang akan diberikan kepada roh halus.

Upacara ini biasanya dipimpin oleh para tetua. Tujuannya adalah agar para roh halus tidak mengganggu penduduk. Sedekah bumi mengandung arti memberikan atau sedekah kepada bumi. Artinya, upacara ini juga sebagai bentuk balas budi atau ungkapan terima kasih kepada Tuhan sebagai pemberi rezeki.

Adapun simbol-simbol dalam tari nandak ganjen dapat dilihat dari tema tarian ini yang meliputi pergaulan yang dapat memberikan kegembiraan, keceriaan, dan kepuasan tersendiri bagi siapa saja yang melihatnya. Selain itu, tari nandak Betawi juga menjadi simbol dari isi upacara sedekah bumi, yaitu sukacita penuh rasa syukur.

 

Penulis: Resla

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya