Liputan6.com, Sukabumi - Dokter forensik RSUD R Syamsudin Sh Kota Sukabumi, dr Nurul Aida Fathia membeberkan hasil autopsi pada temuan jasad dengan kepala terpisah yang ditemukan pada Selasa (16/7/2024) lalu.
Sebelumnya, sesosok jasad dengan kondisi mengenaskan tanpa pakaian ditemukan di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Medan yang sulit membuat jasad baru bisa dievakuasi oleh tim gabungan dan Inafis Polres Sukabumi Kota, pada Rabu (17/7/2024) dini hari.
Dokter Forensik, dr Nurul Aida mengatakan, kondisi jasad yang telah membusuk dan beberapa bagian tubuh juga terpisah. Dari hasil identifikasi kerangka tulang dipastikan jasad itu berjenis kelamin laki-laki.
Advertisement
“Kemudian berdasarkan penyambungan tulang yang kita lihat dari tengkorak ataupun dari tulang-tulang iga itu kemungkinan rata-rata usianya adalah antara 25-35 tahun,” ujar dr Aida kepada awak media, Kamis (18/7/2024).
Dia mengatakan, hasil pemeriksaan dari bagian telapak kaki yang masih utuh, diperkirakan tinggi jasad itu sekitar 165-169 sentimeter. Hasil itu disimpulkan dari ukuran telapak kaki.
“Kita mengukur dari tulang panjangnya walau itu pun masih sangat kasar karena si tulang-tulang panjang itu masih banyak jaringan lunaknya, artinya si tulang itu masih dalam kondisi basah jadi biasanya kita biarkan dulu supaya dia kering baru nanti kita ukur ulang,” jelasnya.
Melihat dari hasil olah TKP oleh tim Inafis Polres Sukabumi Kota, pihak dokter menganalisa waktu kematian jasad laki-laki tersebut antara satu sampai tiga bulan. Kondisi mayat yang berada pada area antara basah dan kering, juga turut mempengaruhi proses pembusukan.
“Kalau misalnya basah tentunya menjadi lebih lama pembusukannya kalau di air jadi kalau melihat kondisi sebagian ini (waktu kematian) antara 1-3 bulanan,” terang dia.
Sebab Kepala dan Tubuh Terpisah
Lebih lanjut, dia juga menjelaskan mengenai kondisi kepala dan tubuh terpisah saat mayat ditemukan. Menurutnya, kondisi itu merupakan efek dari pembusukan.
“Pembusukan, karena kalau dari jaringan lunaknya yang tersisa si kulit-kulit dan bagian dagingnya itu tidak bisa kita identifikasi ada perlukaan atau tidak,” ungkapnya.
Saat ini jasad laki-laki tersebut masih disimpan di rumah sakit untuk keperluan identifikasi lebih lengkap. Adapun langkah selanjutnya, baik tim forensik maupun kepolisian, masih menunggu laporan orang hilang.
Nantinya, dari laporan orang hilang itu akan dilakukan tes DNA untuk bisa mengidentifikasi identitas jasad laki-laki tersebut. Aida mengatakan, tak ada sampel tes bagian tubuh yang dikirim ke laboratorium untuk diperiksa karena kondisi yang sudah sangat membusuk.
Pihaknya belum bisa menyimpulkan sebab kematian, karena kondisi pembusukan tersebut. Semntara hasil pemeriksaan pada tulang, kata dia, kondisi tulang masih bersih atau belum ditemukan tanda kejanggalan.
“Kemudian nanti mungkin bisa kita cocokan terlebih dulu, nanti dari INAFIS kan sudah ada data awalnya, ini sesuai tidak dari ciri fisiknya kalau misal sesuai nanti kita bisa melanjutkan ke pemeriksaan DNA,” ujarnya.
“Jadi nanti diambil sampel dari orang yang mengaku tadi misal orang tuanya atau siapapun yang secara silsilah dekat itu kemudian nanti kita samakan dengan DNA yang ada di tulang,” sambung dia.
Hingga kini pihaknya kepolisian masih menyelidiki kasus temuan jasad dengan kondisi mengenaskan tersebut.
Advertisement