Liputan6.com, Garut - Sebanyak lima desa di empat kecamatan di Garut, Jawa Barat masuk kategori rentan pangan. Kondisi itu sungguh ironi di tengah status Garut, sebagai salah satu penyangga lumbung pangan di wilayah Jawa Barat.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Garut, Didit Fajar Putradi menyatakan, penetapan desa rentan pangan itu berdasarkan hasil Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) atau Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan.
Advertisement
Baca Juga
“Rentan pangan ini diklasifikasikan dalam 6 prioritas,” ujar dia dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pencegahan dan Penanggulangan Kerentanan Pangan (PEGANG TANGAN).
Beberapa indikator yang termasuk dalam kategori rentan pangan yakni ketersediaan lahan pertanian, sarana prasarana penyediaan pangan, jumlah penduduk tidak sejahtera, akses penghubung, akses air bersih, hingga jumlah tenaga kesehatan.
Kelima desa rentan pangan itu yakni Desa Jayabakti dan Bojong di Kecamatan Banjarwangi, Desa Talagawangi Kecamatan Pakenjeng, Desa Surabaya Kecamatan Balubur Limbangan, serta desa Cintanagara Kecamatan Cigedug.
“Cintanagara juga menjadi salah satu sasaran pengiriman air, toren, tangki segala macam, ini sekarang dia masih mengalami kondisi seperti ini, sehingga diperlukan adanya intervensi pemerintah dan pemerintah daerah,” papar dia.
Untuk menghindari hadirnya ancaman rawan pangan, Pemda Garut segera melakukan intervensi terhadap 5 desa rentan pangan itu. “Kita rakorkan dengan lintas perangkat daerah, kemudian kita susun strateginya,”.
Simak Video Pilihan Ini:
Intervensi Pemerintah
Ada dua intervensi yang tengah disiapkan Pemda Garut yakni melalui pelaksanaan program kegiatan pemerintah daerah di 5 desa tersebut dan melalui gotong royong semua perangkat daerah.
Dalam praktiknya, mereka akan dibantu tim pendamping yang bertindak sebagai Liaison Officer (LO) untuk mengatasi kemiskinan, stunting, pengangguran, inflasi, dan program prioritas lainnya termasuk kerentanan pangan, papar dia.
“Aksi pertama LO nanti bersama-sama masuk di 4 kecamatan, di koordinir oleh SKPD yang menjadi LO itu, dan perangkat daerah juga masuk dalam program kegiatannya,” kata dia.
Kepala Dina Ketahanan Pangan (DKP) Garut, Yani Yuliani, menyatakan dalam penanggulangan rentan pangan memerlukan kolaborasi, sinergitas, dan pendekatan integratif.
“Kami terus mengkoordinasikan berbagai program untuk mencari solusi bagaimana wilayah yang rentan pangan ini bisa tertanggulangi secara sinergi lintas dinas,” kata dia.
Advertisement