Berakhir Damai, Kerusakan Gara-Gara Bentrok Ojol dan Sopir Angkot di Sukabumi Ditanggung Dishub

Insiden bentrok antara ojek online dan sopir angkot yang terjadi di Depan Balai Kota Sukabumi berujung kesepakatan damai. Sebelumnya, akibat kejadian ini satu unit angkot rusak.

oleh Fira Syahrin diperbarui 23 Agu 2024, 09:53 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2024, 09:53 WIB
Bentrok sopir angkot dan ojek online di depan Balai Kota Sukabumi (Liputan6.com/Fira Syahrin).
Bentrok sopir angkot dan ojek online di depan Balai Kota Sukabumi (Liputan6.com/Fira Syahrin).

Liputan6.com, Sukabumi Kericuhan yang sempat mencekam saat terjadi perseteruan antara ratusan pengemudi ojek online dan sopir angkot di sepanjang jalan R Syamsudin, tepatnya depan Balai Kota Sukabumi, pada Selasa lalu (20/8/2024) berakhir islah. 

Kedua belah pihak menyepakati keputusan damai tersebut usai dimediasi di ruang Rekonfu Polres Sukabumi Kota. Sebelumnya, kejadian itu bermula dari aksi demonstrasi sopir angkot yang menuntut pembatasan waktu operasional ojek online.

“Alhamdulillah mediasi hari ini sudah selesai bertempat di aula rekonfu Polres Sukabumi Kota, dimana kedua belah pihak bersepakan untuk menyelesaikan masalah ini dengan musyawarah dan adapun kerugian diselesaikan dengan cara musyawarah juga,” ujar Kasubsi PIDM (Pengelola Informasi dan Dokumentasi Multimedia) Polres Sukabumi Kota, Ipda Ade Ruli Bahtiarudin.

Dalam kesepakatan itu tertulis, dari hasil musyawarah kedua pihak menyatakan terdapat kesalahpahaman antara pihak angkot Kota Sukabumi dengan ojek online.

Adapun untuk kerugian, baik dari pihak sopir angkot maupun pihak ojek online akan diganti seluruhnya oleh pihak Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi. Kedua pihak juga menjamin bahwa kesalahpahaman itu tak akan terjadi kembali.

“Dan untuk imbauan kepada masyarakat tentunya masyarakat untuk menjalankan aktivitasnya seperti biasa karena situasi sudah dinyatakan kondusif,” tutur Ade Ruli.

Dia mengatakan, tak ada korban luka dalam kejadian tersebut. Adapun kerugian material akibat rusaknya satu unit angkot, hasil musyawarah dan kesepakatan penggantian sudah tercatat dalam surat pernyataan.

“Intinya barusan sudah disampaikan dari kedua belah pihak bahwa tidak ada pemicu, artinya spontanitas saja. Artinya memang permasalahan ini tidak melangkah ke proses hukum,” terang dia.

 

Perlakuan Intimidasi Diduga Dialami Pengemudi Ojek Online dari Sopir Angkot

Salah seorang pengemudi ojek online, Muhammad Farizal menuturkan, sebelum insiden bentrok itu terjadi, dirinya mendapat kabar dari teman pengemudi ojol lain yang menyebut sempat mendapat perlakuan tak mengenakkan dari sopir angkot.

"Mungkin awal mulanya dari kesalahpahaman dari anak-anak ojol seperti biasa nongkrong di pinggir jalan, di Jalan Siliwangi, ada segelintir sopir angkot yang mau ikut demo, ada yang naik di atas mobil angkot,” ujar Farizal. 

“Jadi mereka mepet-mepet ke teman-teman ojol agar bubar dan masuk informasinya ke grup masing-masing bahwa ada angkot yang rese," sambung dia.

Selain itu, kata dia, beberapa rekannya juga mengaku sempat ditabrak dan sempat akan berkelahi di jalan. Hal itu yang memicu para ojol berkumpul di Jalan R Syamsudin Sh, Kota Sukabumi.

"Setelah kejadian itu kumpul semua sampai ratusan, takutnya ada gesekan lagi, nggak ada siapa-siapa, ya aksi solidaritas," ujarnya.

Dia mengungkapkan sempat mengalami pemukulan oleh oknum sopir angkot. Pukulan itu dialami Farizal pada bagian kaki, pinggang dan kepala.

"Kaki, pinggang, kepala sama motor. Helm teman pada hancur. Dipukul sopir angkot, digulung. Di depan Balai Kota Sukabumi. Kirain nggak bakal ada kejadian kaya gini, temen-teman di jalan juga ada yang bentrok," tuturnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya