UNY Kembangkan Penyiraman Tanaman Otomatis Berbasis IoT ke Petani Bantul

Sistem penyiraman tanaman berbasis IoT (Internet of Things) adalah sebuah sistem otomatis yang menggunakan sensor, aktuator, dan koneksi internet untuk mengoptimalkan proses penyiraman tanaman.

oleh Yanuar H diperbarui 07 Okt 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2024, 08:00 WIB
Simak Langkah Menyiram Tanaman yang Tepat
Akan lebih baik bila Anda menyiram tanaman pada pagi hari sehingga mereka dapat mengering sebelum malam. Mengapa?

Liputan6.com, Yogyakarta - Menuju pertanian modern UNY mengembangkan teknologi dengan sistem otomatis menggunakan sensor, aktuator dan koneksi internet yang disebut sistem penyiraman tanaman otomatis berbasis IoT. Sarwo Pranoto dari Departemen Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNY dalam pendampingan bagi anggota KWT Mawar I di Ngentak, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul mengatakan masyarakat bisa memantau kondisi tanah, kelembaban udara, dan cahaya matahari secara real-time dan mengatur jadwal dan kebutuhan jumlah air yang dibutuhkan secara otomatis.

"Kegiatan ini diadakan oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari Departemen Pendidikan Teknik Elektro dan Departemen Pendidikan Tata Boga dan Busana Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) bekerja sama dengan Kemendikbudristek," katanya Minggu 22 September 2024.

Menggunakan sistem ini, Sarwo menjelaskan petani dapat menghemat waktu dan tenaga, juga meningkatkan efisiensi penggunaan air. Menurutnya pertanian modern, efisiensi sangat penting demi keberlanjutan sumber daya alam.

“Dengan sistem yang lebih terintegrasi, anggota KWT Mawar I dapat fokus pada pengelolaan hasil panen dan inovasi produk, tanpa terbebani oleh proses penyiraman yang memakan waktu,” kata Ketua Tim PkM FT UNY tersebut.

Teknologi mencerminkan pertanian berkelanjutan dan meningkatkan produktivitas. Rustam Asnawi, menegaskan sistem penyiraman tanaman otomatis berbasis IoT yang didukung oleh energi baru terbarukan merupakan solusi inovatif untuk pertanian modern.

“Dengan memanfaatkan teknologi dan sumber daya alam secara optimal, kita dapat menciptakan sistem pertanian yang lebih efisien, berkelanjutan, dan produktif,” ujar Sekretaris Tim PkM FT UNY itu.

Ia mengatakan melalui kegiatan PkM di Ngentak ini harapannya dapat meningkatkan produktivitas pertanian di wilayahnya sekaligus dapat meminimalisasi kekurangan pangan, ekosistem pengairan dan kemitraan dengan masyarakat.

Tidak hanya sebelum panen, tim PkM UNY juga memberikan pengolahan hasil panen seperti contohnya cabai. Dosen Departemen Pendidikan Tata Boga FT UNY Nani Ratnaningsih, memberi pelatihan cabai menjadi produk sambal kemasan untuk meningkatkan nilai ekonomi hasil pertanian.

“Selain itu, pelatihan ini juga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan anggota KWT dalam mengolah bahan baku menjadi produk yang berkualitas,” kata Nani.

Tim PkM juga memberikan pendampingan hingga aspek pengemasan, pemasaran, penentuan harga jual dan labelling kemasan produk, serta strategi pemasaran menggunakan media sosial. Langkah ini penting agar petani dapat menjangkau pasar yang lebih luas.

"Dengan memanfaatkan platform digital, produk mereka tidak hanya dapat dijual di tingkat lokal, tetapi juga memiliki potensi untuk dipasarkan secara nasional bahkan internasional."

Ketua KWT Mawar I, Wiwin mengatakan metode penyiraman yang manual seringkali tidak efisien dan membutuhkan banyak sumber daya manusia, sehingga penerapan teknologi penyiraman tanaman otomatis berbasis IoT menjadi solusi tepat. Kegiatan PkM ini menunjukkan sinergi antara teknologi dan keterampilan tradisional dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Dengan menggabungkan pelatihan pengolahan produk, pemasaran, dan penerapan teknologi modern, KWT Mawar I diharapkan dapat menjadi contoh bagi kelompok tani lainnya,” harap Wiwin.

 

Simak Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya