Ulat Trembesi, Sensasi Kuliner Ekstrem dari Gunungkidul

Ulat trembesi, seperti namanya, merupakan ulat yang hidup di pohon trembesi. Pohon rindang yang banyak tumbuh di Gunungkidul ini menjadi habitat alami bagi ulat-ulat yang oleh masyarakat setempat diolah menjadi hidangan penuh protein.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 15 Nov 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2024, 11:00 WIB
Intip Proses Pengolahan Ulat Jadi Bubuk Berprotein Tinggi
Seorang karyawan memeriksa kotak penuh ulat yang akan diproses menjadi bubuk protein di Ynsect di Dole, Prancis (8/2). Protein premium akan digunakan untuk budidaya dan gizi hewan peliharaan. (AFP/Sebastien Bozon)

Liputan6.com, Yogyakarta - Di tengah beragamnya kuliner Indonesia, Gunungkidul menyimpan hidangan unik yang mungkin membuat sebagian orang bergidik: ulat trembesi. Meski termasuk kuliner ekstrem, makanan ini sudah menjadi bagian dari kekayaan kuliner lokal yang patut dieksplorasi setidaknya sekali seumur hidup.

Ulat trembesi, seperti namanya, merupakan ulat yang hidup di pohon trembesi. Pohon rindang yang banyak tumbuh di Gunungkidul ini menjadi habitat alami bagi ulat-ulat yang oleh masyarakat setempat diolah menjadi hidangan penuh protein.

Menariknya, tidak semua ulat trembesi bisa dikonsumsi. Masyarakat lokal memiliki pengetahuan khusus untuk memilih ulat yang aman dan layak dikonsumsi.

Mengutip dari postingan @wonderfulljogja di Instagram, proses pengolahan ulat trembesi cukup sederhana namun membutuhkan ketelitian. Langkah pertama dan paling penting adalah pencucian.

Ulat-ulat ini harus dibersihkan dengan sangat teliti untuk memastikan kebersihannya. Setelah pencucian yang menyeluruh, ulat direbus selama kurang lebih 30 menit.

Proses perebusan ini tidak hanya bertujuan untuk mematangkan ulat, tetapi juga untuk memastikan keamanannya untuk dikonsumsi. Setelah proses perebusan selesai, ulat trembesi bisa diolah dengan berbagai cara.

Cara yang paling populer adalah ditumis dengan bumbu-bumbu tradisional. Bumbu yang biasa digunakan antara lain bawang merah, bawang putih, cabai, dan rempah-rempah lainnya yang memberikan cita rasa khas.

Selain ditumis, beberapa variasi pengolahan lain juga bisa dicoba, seperti digoreng crispy atau dicampur dalam masakan berkuah. Dari segi nutrisi, ulat trembesi ternyata menyimpan berbagai manfaat.

Mencicipi ulat trembesi memang membutuhkan keberanian tersendiri. Teksturnya yang unik - kenyal di luar dan lembut di dalam - mungkin akan terasa asing bagi lidah yang belum terbiasa. Namun, bagi mereka yang berani mencoba, sensasi kuliner ini bisa menjadi pengalaman yang tak terlupakan.

Meski tergolong kuliner ekstrem, keberadaan ulat trembesi sebagai makanan tradisional menunjukkan kecerdasan lokal masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia. Ini juga menjadi bukti bahwa kuliner Indonesia tidak pernah berhenti mengejutkan dengan keunikannya.

Bagi yang ingin mencoba, pastikan untuk mengonsumsi ulat trembesi yang diolah oleh pedagang atau rumah makan yang terpercaya. Pengolahan yang benar dan higienis sangat penting untuk menghindari risiko kesehatan yang tidak diinginkan.

 

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya