Liputan6.com, Purwakarta - Pemkab Purwakarta, Jawa Barat, mulai pasang mata guna mengantisipasi potensi bencana alam kerap terjadi saat pergantian musim, dari musim kemarau ke hujan. Pasalnya, di musim basah seperti ini ada tiga bencana alam yang mengintai wilayah ini.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Purwakarta, Norman Nugraha menuturkan, pihaknya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama tanggap bencana alam. Terlebih, bagi masyarakat yang bermukim di wilayah perbukitan.
Advertisement
Baca Juga
"Kami mengimbau kepada seluruh pihak untuk ekstra waspada. Mengingat, di musim penghujan seperti ini ada beberapa potensi bencana yang mengintai," ujar Norman kepada Liputan6.com, Jumat (20/12/2024).
Advertisement
Norman menjelaskan, beberapa waktu lalu jajarannya telah melakukan pemetaan. Hasilnya, di wilayahnya ini ada beberapa bencana alam yang paling diantisipasi. Antara lain, bencana longsor, pergerakan tanah dan banjir.
Adapun untuk daerah rawan longsor dan pergerakan tanah, lanjut Norman, dari hasil pemetaan jajarannya itu berpotensi terjadi di seluruh kecamatan yang ada. Namun, paling berpotensi di wilayah perbukitan.
Terkait hal itu, pihaknya telah menyerukan imbauan kepada masyarakat melalui perangkat daerah hingga tingkat desa untuk bersama-sama memonitor. Karena di musim hujan seperti bencana longsor cukup berpotensi.
Untuk wilayah yang rawan longsor sendiri, kata Norman, itu terbagi menjadi dua kelas. Yakni, sebanyak 38 desa dari 192 desa/kelurahan di Purwakarta masuk kelas risiko rendah. Sedangkan, 154 termasuk ke kelas resiko rendah.
"Untuk wilayah yang berisiko sedang, itu di antaranya sejumlah desa yang ada Kecamatan Bojong, Darangdan, Maniis, Pasawahan, Pondoksalam, Sukasari dan Tegalwaru," jelas dia.
Selain tanah longsor, lanjut Norman, di musim hujan ini pihaknya juga mewaspadai potensi bencana banjir dan angin ribut. Untuk banjir, pihaknya juga mengimbau masyarakat yang bermukim di sekitaran bantaran sungai untuk lebih waspada.
"Untuk bencana banjir, itu berpotensi di seluruh wilayah," jelas dia.
Â
Langkah Antisipasi
Adapun banjir yang sering terjadi di wilayahnya ini, di antaranya banjir yang disebabkan oleh luapan air sungai karena curah hujan yang tinggi. Serta, banjir yang disebabkan oleh tersendatnya aliran air oleh tumpukan sampah. Umumnya, banjir tersebut terjadi di wilayah perkotaan.
"Kami berharap seluruh pihak pasang mata. Kami juga telah mulai menyiapkan berbagai langkah antisipasi guna menghadapi bencana alam musiman itu," jelas dia.
Sedangkan, untuk daerah yang rawan puting beliung dari hasil pemetaan jajarannya itu hampir seluruh kecamatan yang ada berpotensi. Namun, yang paling diawasi itu Kecamatan kota, Bungursari dan Babakan Cikao.
Norman menegaskan, sejauh ini pihaknya telah menguatkan komunikasi dengan seluruh pihak terkait sebagau langkah antisipasi guna meminimalisasi dampak yang timbul dari bencana alam di pergantian musim ini.
Sebagai bagian dari antisipasi, pihaknya juga mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat untuk lebih tanggap. Hal mana, kalau terjadi bencana di satu wilayah mereka diimbau supaya segera laporkan ke pemkab. Dengan komunikasi satu arah ini, diharapkan dampak bencana alam bisa diminimalisasi.
Sementara itu, Camat Tegalwaru, Beny Primiadi menambahkan, selama ini daerahnya menjadi salah satu wilayah rawan bencana longsor. Dari hasil pemetaan jajarannya, ada 4 dari 13 desa yang ada di kecamatan tersebut.
"Kami terus melakukan monitoring. Apalagi, sebagian besar wilayah kita merupakan daerah berbukit. Alhamdulillah, untuk saat ini belum ada laporan terkait bencana alam. Mudah-mudahan tidak ada," ujarnya singkat.
Advertisement