Generasi Z, Ini Tips Mengelola Keuangan

Mengelola keuangan secara bijak menjadi tantangan besar yang dihadapi generasi Z atau Gen Z. Generasi ini tumbuh di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital yang menawarkan banyak kemudahan layanan finansial seperti Pay Later dan pinjol.

oleh Yanuar H diperbarui 22 Jan 2025, 13:00 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2025, 13:00 WIB
Kelola Keuangan.
Ilustrasi seseorang sedang mengatur keuangan. (Foto: Istimewa)... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Bagi Generasi Z atau Gen Z belum banyak yang dapat mengatur keuangan dengan baik. Pengamat Perbankan, Keuangan, dan Investasi sekaligus Dosen Prodi Manajemen FEB UGM, I Wayan Nuka Lantara memberikan tips mengelola keuangan bagi Gen Z dengan menentukan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang dan mengatur pemasukan dan pengeluaran.

"Kemampuan seseorang untuk dapat menyiapkan masa depan ditentukan dari kemampuannya untuk saving atau investasi," jelasnya di FEB UGM Kamis 16 Januari 2025.

Wayan mengatakan agar mendapatkan saving yang positif untuk investasi maka perlu meningkatkan pendapatan dan menekan pengeluaran. Perlu juga disiplin tidak konsumtif dengan belajar menyusun skala prioritas kebutuhan.

 

"Penting untuk memilah-milah mana yang kebutuhan dan mana yang hanya sekadar keinginan,” tegasnya.

Wayan mengatakan adanya fenomena Fear of Missing Out (FOMO), semakin mendorong Gen Z untuk bertindak konsumtif. Kebiasaan ini cenderung lebih mementingkan pemenuhan keinginan daripada kebutuhan primer.

“Apabila dilakukan dengan penuh kesadaran, maka akan mendorong mereka menggunakan sumber eksternal seperti Pay Later, pinjaman online, bahkan judi online,” jelasnya.

Selain itu Wayan memberikan tips mengelola keuangan dengan membagi jenis dana dan alokasinya. Misalnya, dana untuk transaksi, investasi, dan dana darurat.

"Alokasikan dana darurat berapa persen, investasi berapa persen, dan sisanya untuk konsumsi,” jelasnya.

Wayan mengatakan bahwa keberhasilan mewujudkan kemerdekaan finansial tidak dapat tercipta dalam waktu singkat namun memerlukan proses. Kebiasaan yang dibentuk secara konsisten baik soal menabung, mengelola pemasukan dan pengeluaran hingga kedisiplinan dalam perencanaan hingga penggunaan uang.

"Berbagai kebiasaan tersebut akan menjadi pijakan kuat untuk mewujudkan kestabilan keuangan di masa depan."

Menurutnya proses ini membutuhkan kesabaran dan konsistensi agar setiap bulannya dapat menyisihkan uang. Tujuannya tentu bukan untuk menjadi miliyader atau triliuner, tetapi harapannya Gen Z dapat menikmati proses mengatur keuangan dan belajar berinvestasi.

“Saat mereka lulus kuliah nantinya diharapkan bisa memiliki penghasilan stabil dan kemampuan investasi menjadi lebih meningkat. Ini bukan persoalan bisa menyisihkan berapa banyak tetapi harus belajar untuk melakukan investasi,” ungkapnya.

Mengelola keuangan dan mewujudkan kebebasan finansial tentu elemen pentingnya adalah pemahaman yang benar akan investasi di era saat ini kemudahan berinvestasi di berbagai platform. Ia meminta Gen Z untuk tidak terjebak dalam tren investasi tanpa mempertimbangkan profil risiko pribadi.

“Untuk pemula saya sarankan reksadana karena kalian bisa melakukan investasi dengan modal sedikit. Jika mau upgrade, bisa belajar ke instrumen pasar modal misalnya saham atau obligasi bahkan crypto,” tuturnya sembari menambahkan jual beli emas juga menjadi salah satu solusi untuk melakukan investasi.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya