Jelang Ramadan, Ini 5 Peristiwa Besar yang Terjadi di Bulan Syaban

Bulan Syaban adalah bulan paling mulia setelah bulan-bulan Haram (Asyhurul hurum), salah satunya adalah karena perubahan arah kiblat.

oleh Arie Nugraha diperbarui 01 Feb 2025, 04:00 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2025, 04:00 WIB
Ribuan Umat Muslim Berbuka Puasa Pertama di Masjid Istiqlal Jakarta
Mereka berkumpul untuk menikmati waktu berbuka puasa bersama pada hari pertama puasa Ramadan 1445 H.  (Liputan6.com, Herman Zakharia)... Selengkapnya

Liputan6.com, Bandung - Bulan Februari 2025 Masehi mendatang bertepatan dengan bulan Syaban 1446 Hijriah berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia tahun 2025 yang telah dirilis oleh Ditjen Bimas Islam Kemenag RI. Sedangkan pada bulan Maret 2025 Masehi akan bertepatan dengan bulan Ramadan atau bulan Puasa-Syawal 1446 Hijriah atau Hari Raya Idulfitri.

Dilansir laman Percikan Iman Bandung, pada Syaban ini merupakan bulan turunnya Alquran. Selain itu sebagai bulan persiapan menghadapi bulan puasa dengan banyak berlatih saum. Kemuliaan Syaban selain karena bersanding dengan Ramadan, pada bulan tersebut terjadinya beberapa peristiwa besar bagi umat Islam. Berikut diantaranya:

1. Perpindahan Kiblat

Mengutip salah satu artikel milik Kementerian Agama RI kanwil Provinsi Nusa Tenggara Barat, Imam an-Nawawi dalam Nihayatuz Zein menyebut bahwa bulan Syaban adalah bulan paling mulia setelah bulan-bulan Haram (Asyhurul hurum), salah satunya adalah karena perubahan arah kiblat. Bulan Syaban ialah momen di mana Allah mengabulkan doa Rasulullaah, Muhammad Shalallaahu ‘Alaihi Wa salaam (SAW) agar arah kiblat dipindahkan. Yang semula salat ke arah Baitul Maqdis di Palestina berubah ke arah Kabah di Makkah.

Sebelum terjadinya perpindahan arah kiblat, Kepala Rasulullaah SAW mendongak ke atas, menunggu dan berharap wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT) turun. Para ahli yang mengartikan sebuah ayat dalam arti yang lain atau arti yang mirip yakni mufassir menyebutkan jika alasannya ialah Rasulullah SAW kurang berkenan jika harus berkiblat dengan kiblat yang sama dengan umat Yahudi.

Selain itu, Rasulullah SAW juga berasalan jika Masjidil Haram ialah kiblatnya Nabi Ibrahim AS. Kemudian, Rasulullaah juga berharap dengan dialihkannya kiblat ke Masjidil Haram, orang-orang Arab bisa tertarik masuk Islam. Kisah harapan bersungguh-sungguh Nabi Muhammad SAW ini Allah abadikan dalam surat Al-Baqarah ayat 144. Allah SWT berfirman:

قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ

Artinya: "Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Di mana saja kamu berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya, Ahli Kitab mengetahui bahwa pemindahan kiblat itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah".

Diangkatnya Amal Ibadah Tahunan

Perstiwa Agung di Bulan Syaban bagi orang beriman berikutnya ialah diangkatnya amalan tahunan ke hadapan Allah SWT. Karena ini pula lah Rasulullah SAW memperbanyak saum atau puasa di bulan ini. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Ini adalah bulan yang banyak dilalaikan orang, terletak antara Rajab dan Ramadan. Padahal Syaban adalah bulan diangkatnya amal kepada Tuhan yang mengatur semesta alam. Aku ingin, saat amalku diangkat, aku dalam keadaan berpuasa." (HR. Nasa-i no. 2329)

Dalam keterangan lainnya, Rasulullah SAW juga bersabda jika banyak manusia yang melalaikan bulan ini, padahal pada bulan itu semua diserahkan pada Allah SWT. Penyerahan amal yang dimaksud ialah penyerahan seluruh rekapitulasi amal kita secara penuh. Dalam banyak keterangan, kita juga dapat menemukan pengangkatan amal, ada yang harian dan pekanan.

Dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahuanhu, "Nabi shallallahualaihi wasallam bersabda, "Para Malaikat di malam dan siang hari silih berganti mengawasi kalian, dan mereka berkumpul pada saat shalat Subuh dan shalat Ashar, kemudian para malaikat yang mengawasi kalian semalam suntuk naik (ke langit). Allah menanyakan kepada mereka, padahal Dia lebih mengetahui dari mereka, 'Dalam keadaan apakah kalian tinggalkan hamba-hamba-Ku?' Mereka menjawab, 'Kami tinggalkan mereka dalam keadaan mengerjakan salat'.” (HR. Ahmad 8341, Bukkhari 555, Muslim 1464 dan yang lainnya).

Sementara ibadah mingguan, terjadi pada hari Senin dan Kamis. Karena itu pula lah Rasulullah SAW mensunnahkan berpuasa. Sahabat Abu Hurairah radhiyallahuanhu mengabarkan, "Aku pernah mendengar Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda, 'Amalan-amalan manusia dilaporkan kepada Allah setiap hari Kamis malam Jumat. Orang yang memutus tali silaturahmi, amalannya tidak akan diterima,'". (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat Tirmidzi dijelaskan, "Amalan manusia dilaporkan kepada Allah setiap hari Senin dan Kamis. Dan aku suka saat amalku dilaporkan, kondisiku sedang puasa."

Pelaporan amal harian, lebih khusus daripada pelaporan amal tahunan. Dikutip secara ringkas dari Hasyiyah Ibnul Qayyim alas Sunan Abi Dawud (12/313), ketika ajal seseorang datang, seluruh amal perbuatan yang dia lakukan selama hidupnya, akan diangkat seluruhnya. Kemudahan lembaran catatan amalnya akan digulung.

Diturunkannya Syariat Berselawat kepada Rasulullah

Pada bulan ini juga Allah SWT mensyariatkan selawat pada Nabi-Nya, Muhammad SAW ditandai dnegan turunnya surat Al-Ahzab ayat 56. Allah SWT berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Artinya: "Sesungguhnya, Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Hai, orang- orang beriman! Berselawatlah untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya".

Dari berbagai persitiwa di atas, sudah seharusnya umat Islan meningkatkan ibadah dan amalan di bulan Syaban. Pertama dalam rangka mengamalkan perilaku (sunnah) yang dicontohkan Rasullullah SAW dengan semangatnya, dengan syariatnya, yakni saum salah satunya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya