Â
Liputan6.com, Grobogan - Usai diberlakukannya aturan baru, toko kelontong tidak diizinkan menjual gas elpiji 3 kg, tabung gas bersubsidi itu langsung langka di Kabupaten Grobogan, Jateng. Sejumlah warga merasakan susahnya mendapatkan gas berwarna hijau itu, kalau pun ada harganya mencapai Rp40 ribu per tabung.
Seperti dirasakan warga Desa Sugihmanik, Tanggungharjo. Harga jual elpiji 3 kg naik dua kali lipat di kecamatan paling barat Kabupaten Grobogan. Jika sebelum Februari 2025 harga jual oleh pedagang eceran tertinggi Rp20 ribu, saat ini di toko kelontong tertinggi mencapai Rp40 ribu.
Advertisement
"Beli gas 3kg Rp 40ribu. Itu juga jika ada," aku Ainun, ibu rumah tangga di desa Sugihmanik, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan.
"Saya cari gas untuk tabung 3kg bersubsidi tak ada semua di toko kelontong. Ada satu penjual tapi ditawari dengan harga Rp40 ribu. Ya saya gak jadi beli," tambah Ainun.
"Tadi mau saya tinggal biar satu atau dua hari pas sudah ada saya tinggal ambil tapi ditolak," lanjut ibu 3 anak ini.
Karena sudah tidak memiliki tungku kayu bakar, Ainun mengaku terpaksa meminjam tetangganya dengan gas apa adanya.
"Alhamdulillah sudah dapat tapi pinjam tetangga yang memiliki tabung gas subsidi dan non subsidi," lanjutnya.
Terkait mahalnya harga, warga mengaku terkejut. Namun pedagang mengaku harga tebus juga sudah naik sangat tinggi.
Dari pantauan tim Regional Liputan6.com di lapangan, hampir semua toko yang biasanya menjual gas elpiji 3 kg bersubsidi tidak memiliki stok. Tidak saja di Grobogan, kelangkaan dan tingginya harga gas juga terjadi di Mranggen, Kabupaten Demak. Sejak Jumat (1/2/2025) pedagang eceran mengaku kesusahan membeli gas.
"Cari gas susah. Masih lumayan sempat dapat kemarin tanggal 1 (Februari) dapat hanya dua tabung itu katanya stock lama," aku Ika pedagang eceran yang mengaku sudah tidak bisa menjual gas elpiji 3 kg selama tiga hari.
Â
Kata Agen
Kelangkaan barang tidak saja dirasakan pedagang kelontong dan masyarakat. Susahnya mendapatkan stock elpiji subsidi 3 kg juga dirasakan agen di Kabupaten Grobogan.
Alhasil, para penjual pun tidak bisa melayani masyarakat yang hendak membeli pun ditolak oleh pengecer. Bahkan, saat masyarakat hendak memesan dengan sistem meninggalkan tabung kosong juga ditolak lantaran pengecer tidak tahu kapan gas turun.
Sementara itu menurut agen gas elpiji bersubsidi mengaku untuk wilayah Kabupaten Grobogan barat sempat terkendala adanya bencana alam. Selain itu pada Januari juga terdapat tiga hari tanggal merah dan tidak ada proses pengisian tabung gas di pusat kota.
"Dan tanggal merah sekarang tidak ada pengisian atau pengambilan gas dari SPBE. Sehingga ratusan bahkan ribuan tabung permintaan selama sebulan tidak bisa terpenuhi. Apalagi sempat ada bencana alam yang menutup jalur kereta api dan cuaca ekstrim sehingga membuat distribusi juga terkendala," aku Oyong Agen LPG bersubsidi di Kabupaten Grobogan.
Advertisement