Sultan HB X Buka Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta ke-20 di Kampoeng Ketandan Yogyakarta

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta atau PBTY ke 20 dibuka secara resmi oleh Gubernur DIY Sultan HB X di Kampoeng Ketandan. Berbagai menu kuliner, tarian hingga musik dapat ditemukan di salah satu sisi Malioboro Yogyakarta ini.

oleh Yanuar H diperbarui 07 Feb 2025, 13:26 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2025, 13:25 WIB
Gapura Ketandan sebagai pintu masuk PBTY XIII
Gapura Ketandan diresmikan tahun 2013 lalu... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X membuka acara Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) ke 20 pada 6 – 12 Februari 2025 di Kampoeng Ketandan. PBTY ke 20 di tahun ular kayu ini menurut Sultan dalam kosmologi China, unsur kayu dalam tahun ular ini, membawa aura kehormatan, kekayaan, dan kemakmuran. "Ikut mensyukuri Tahun Baru Imlek 2570 pada 29 Januari 2025 yang lalu, baik dalam kapasitas Gubernur maupun selaku pribadi, saya ikut mengucapkan: “Selamat, semoga banyak rezeki” –Gong Xie Fat Chai," katanya Kamis 6 Februari 2025.

Sultan HB X mengatakan seiring tema “Seni dan Budaya Membentuk Karakter Bangsa”, menurutnya Pekan Budaya ini dapat menjadi momentum, untuk merenung kembali, bagaimana membangun semangat keIndonesiaan. Semangat inilah yang menjadi keharmonisan bersama dalam bermasyarakat. "Jika budaya adalah ciri suatu bangsa, dan ciri-cirinya diperoleh lewat proses belajar dan interaksi, maka proses itu adalah proses integrasi, dalam hidup yang penuh toleransi," katanya.

Sultan mengatakan acara PBTY ke 20 ini bukti akulturasi dimana setiap suku adalah bagian tak terpisahkan dari bangsa Indonesia. Sehingga karakter khas ini tidak perlu dihilangkan identitasnya. "Suku Batak, Minang, Jawa atau Bugis, tetap bisa melestarikan kebudayaannya. Demikian juga keturunan Tionghoa, yang berpotensi turut “menyehatkan” dan “menguatkan” tubuh bangsa Indonesia," katanya.

Lebih lanjut Sultan mengatakan dalam perspektif ekonomi, Pekan Budaya ini, tentu memiliki dampak ekonomi yang besar. Tidak hanya berputar di seputar Kampung Ketandan saja, tetapi juga juga bisa menjadi sarana mengurangi kesenjangan sosial-ekonomi dan kesalahpahaman sosial-budaya, baik di Daerah Istimewa Yogyakarta, maupun Indonesia.

"Saya berharap, komunitas Tionghoa tetap dapat bersinergi dan berkolaborasi untuk turut serta menguatkan Jogja Istimewa dan Indonesia agar semakin maju. Mari berupaya menjadikan Pekan Budaya ini sebagai wujud integrasi sosial, ekonomi, dan budaya, menuju Indonesia Baru yang lebih menyatu. Maka, seraya mengucap “Bismillahhirahmannirahim”, maka Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Ke-20 Tahun 2025 ini, saya nyatakan dibuka secara resmi," katanya.

Diketahui PBTY ke 20 menampilkan berbagai acara mulai dari penampilan menarik dari ini penampilan seni beladiri wushu hingga menu kuliner yang bisa dinikmati. Pengunjung PBTY dapat memarkir kendaraan di sepanjang Jalan Suryatmajan, Pasar Beringharjo, dan Beskalan.

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya