Pemilu, PBTY 2024 Diundur dan Pindah Tempat

Penyelenggaraan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) tahun 2024 ini mengalami perubahan karena Pemilu 2024. Tidak hanya pada waktu dan tempat pelaksanaannya yang berubah, tapi konsep penyelenggaraannya pun tidak seperti biasanya.

oleh Yanuar H diperbarui 17 Feb 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2024, 07:00 WIB
Wayang potehi dipamerkan dalam acara PBTY
Wayang potehi merupakan budaya dari cina

Liputan6.com, Yogyakarta - Penyelenggaraan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) tahun 2024 berubah karena bertepatan dengan Pemilu. Koordinator Bidang Acara PBTY 2024, Subekti mengatakan pelaksanaan PBTY ke-19 berubah sebab biasanya PBTY dilaksanakan antara perayaan Imlek hingga puncaknya di perayaan Cap Go Meh.

"Tahun ini baru akan kami laksanakan di tanggal 4-10 Maret 2024. Lokasinya pun bukan di Ketandan tapi dipindah ke bangunan Perkumpulan Budi Abadi di Bintaran Wetan. Alasan utamanya karena adanya pesta demokrasi, dari pada tumpeng tindih, kami memilih untuk diundur,” jelasnya usai pertemuan Panitia PBTY 2024 dengan Gubernur DIY, Sri Sultan HB X di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta pada Kamis 15 Februari 2024.

Bekti mengatakan, tema PBTY 2024 ‘Lestari Budaya bagi Negeri’ dengan penyelenggaraan yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Tetapi perbedaannya PBTY 2024 dari sisi edukasi lebih ditonjolkan.

“Tahun ini kita perbanyak edukasinya. Jadi, kita mau ada enam ruangan yang dibikin seperti museum dan ruang pameran. Jadi nanti banyak hal-hal terkait kebudayaan Tionghoa yang kita sampaikan melalui acara ini kepada masyarakat. Contoh bentuk edukasinya, akan ada sarasehan, yang salah satu temanya membahas batik Peranakan,” ungkapnya.

Bekti mengatakan, dalam edukasi di ruang-ruang pamer menampilkan budaya-budaya Tionghoa yang belum banyak dikenal masyarakat, seperti barongsai dari masa ke masa, meja sembahyang beserta isinya, dan masih banyak budaya lainnya. Selain menampilkan melalui PBTY 2024, edukasi budaya Tionghoa ini juga akan disebarluaskan melalui media sosial.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan, PBTY sudah menjadi agenda tahunan di DIY dengan level internasional. Menurutnya PBTY juga menjadi salah satu event prioritas di DIY dan tahun ini mengapresiasi upaya edukasi budaya.

“Justru melalui upaya edukasi yang akan dilakukan ini, menjadi bagian dari momen penting kita untuk semakin menguatkan identitas budaya Yogyakarta. Mungkin selama ini masyarakat mengenal PBPT hanya pasar malamnya saja, sehingga melalui PBRY tahun ini kita bisa eksplor lebih jauh lagi bagaimana budaya peranakan Tionghoa Mataram. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya, Ngarsa Dalem juga menyatakan dukungannya pada penyelenggaraan PBTY 2024,” paparnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya