Kenaikan Biaya Logistik Jadi Tantangan Distribusi Barang Antar Pulau

Di awal tahun 2025 ini biaya logistik nasional dinilai masih tinggi. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi pendistribusian barang antar pulau. Sebab kenaikan biaya logistik tinggi menyebabkan inflasi dan ketimpangan ekonomi antarwilayah.

oleh Yanuar H Diperbarui 18 Feb 2025, 19:00 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2025, 19:00 WIB
Biaya Logistik yang Rendah
Pemerintah mengimplementasikan National Logistic Ecosystem (NLE).... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki tantangan dalam distribusi barang dan komoditas melalui angkutan antarpulau. Menurut Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM, Joewono Sudarsono Indonesia yang memiliki 17.500 pulau ini memiliki biaya logistik yang masih tingginya dan bisa menyebabkan inflasi. “Kondisi ini tentunya membutuhkan angkutan kapal sebagai pengangkut barang sehingga biayanya meningkat,” katanya di UGM, Sabtu (15/2/2025).

Menurutnya selain biaya angkutan, biaya angkutan kapal dan jasa layanan Pelabuhan menjadi penyebab tingginya biaya logistik nasional. Belum ditambah, kendala saat proses bongkar muat yang dapat menambah lama waktu kapal. “Hal ini tentu akan berdampak terhadap biaya operasional kapal, dan ini dapat menambah tarif biaya angkutan kapal secara total. Belum lagi biaya angkutan di sisi transportasi darat yang harus dikeluarkan untuk mengangkut barang dari lokasi produksi menuju simpul (Pelabuhan) yang akan berkorelasi positif terhadap faktor jarak dan juga muatannya,” urainya.

Dia menerangkan biaya logistik terdiri atas biaya transportasi, biaya penyimpanan, biaya administrasi (perijinan dan lain-lain). Namun dalam perspektif transportasi, biaya transportasi sebagai komponen pembentuk biaya logistik sangat dipengaruhi oleh jenis moda transportasi yang digunakan dalam pengangkutan barang.

Contohnya, biaya angkutan barang menggunakan kapal yang direpresentasikan dalam tarif angkutan barang, sangat dipengaruhi oleh faktor muatan. “Seperti volume yang diangkut, dimana semakin tinggi atau besar volume yang diangkut dapat menekan tarif angkutan barang tersebut atau semakin rendah dan sebaliknya,” terangnya.

Joewono berpendapat bahwa, konsolidasi muatan di daerah-daerah produksi untuk menciptakan volume muatan sehingga dapat menekan tarif angkutan barang dapat menekan biaya logistik dari sisi biaya transportasi. Selain itu dengan meningkatkan infrastruktur di pelabuhan yang diarahkan untuk beberapa fasilitas agar mempercepat proses bongkar muat barang dari dan ke kapal.

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya