Liputan6.com, Jakarta - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) hanya mencatatkan kinerja tumbuh tipis sepanjang kuartal I-2014. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat tumbuh tipis 4,9% menjadi Rp 3,64 triliun.
Kenaikan laba tipis ini juga diikuti kenaikan pendapatan sebesar 8,7% menjadi Rp 21,25 triliun pada kuartal I-2014 dari Rp 19,54 triliun. Margin laba bersih perseroan turun tipis menjadi 17,17% pada kuartal I 2014. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (28/4/2014).
Perseroan mengalami kenaikan sejumlah beban pada pos beban sehingga turut membebani kinerja. Beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi naik menjadi Rp 5,1 triliun pada tiga bulan pertama 2014. Dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 4,69 triliun.
Advertisement
Beban interkoneksi naik menjadi Rp 2,24 triliun sepanjang kuartal I-2014. Lalu beban pemasaran naik menjadi Rp 920 miliar. Selain itu, perseroan mengalami rugi selisih kurs naik menjadi Rp 52 miliar pada kuartal I-2014. Beban pemasaran naik menjadi Rp 697 miliar.
Meski demikian, laba usaha perseroan menguat tipis 3,4% menjadi Rp 697 miliar. Dengan melihat kinerja itu, laba per saham dasar dan dilusi naik menjadi 37,58 pada kuartal I-2014.
Total liabilitas (kewajiban) naik menjadi Rp 47,94 triliun pada 31 Maret 2014. Ekuitas tercatat menjadi Rp 82,52 triliun sepanjang kuartal I 2014. Perseroan mengantongi kas sekitar Rp 20,70 triliun pada 31 Maret 2014.
Rekomendasi Saham
Kepala Riset PT Recapital Securities, Akhmad Nurcahyadi menuturkan, meski kinerja PT Telekomunikasi Indonesia Tbk tumbuh tipis, tetapi perseroan masih cukup jeli untuk mendukung kinerja perusahaan ke depan.
Perseroan menggenjot penghasilan dari bisnis non voice dan melakukan ekspansi usaha seperti melirik toko online. Akhmad menilai, pertumbuhan bisnis non voice Telkom tumbuh pesat sehingga memberikan kontribusi signifikan bagi perseroan.
"Pertumbuhan Telkom masih lebih baik dibandingkan pesaingnya. Mereka mencoba kembangkan usaha yang out of the box, dan sudah tahu tren ke depan seperti apa dibandingkan tidak melakukan apa-apa," kata Akhmad, saat dihubungi Liputan6.com.
Selain itu, Akhmad menilai, Telkom juga telah berusaha untuk memodernisasikan jaringan dan kanalnya. Meski pun saat ini belum tahu seberapa jauh langkah yang dilakukan perseroan.
"Telkom memang belum seaktif Indosat untuk mengembangkan jaringannya tetapi mereka sudah berupaya untuk memodernisasikan," tutur Akhmad.
Melihat hal itu, Akhmad merekomendasikan buy (beli) saham TLKM dengan target harga Rp 4.250 dalam 12 bulan. "Rekomendasi buy dengan target Rp 4.250," ujar Akhmad.
Dalam riset PT Bahana Securities menyebutkan, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk menganggarkan belanja modal senilai Rp 20,5 triliun pada 2014. Dana belanja modal itu akan digunakan untuk anak usaha perseroan.
Selain itu, dana belanja modal akan digunakan untuk meningkatkan jaringan. Anak usaha perseroan Telkomsel juga sedang menyiapkan 4G. Manajemen Telkomsel melanjutkan ekspansi dan modernisai dengan penambahan 1.000 base transceiver stations (BTS) per bulan sehingga menjadi 15.000.
Pelaksanaan pemilihan umum legislatif telah memberikan sentimen positif untuk Telkomsel. Ada kenaikan telepon dan sms sekitar 20%. Dengan dukungan ekspansi usaha dan pemilihan Presiden diharapkan mendorong kenaikan pendapatan Telkom pada 2014.
"Kami merekomendasikan buy dengan target harga Rp 2.900," tulis riset PT Bahana Securities.
Pada perdagangan saham Senin (28/4/2014), saham TLKM bergerak turun 1,06% ke level Rp 2.340 per saham pada pukul 12.23 WIB. Nilai transaksi saham sekitar Rp 100,6 miliar dengan frekuensi perdagangan saham sekitar 2.113 kali.