Momen Lebaran Untungkan Bisnis Telkom

Manajemen Telkom memperkirakan bisnis layanan seluler dan broadband menjadi tulang punggung hingga lima tahun ke depan.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 29 Jul 2014, 09:23 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2014, 09:23 WIB
Telkom
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mengaku menangguk pendapatan besar saat momen puasa dan Lebaran. Pendapatan perusahaan naik sekitar tujuh persen dibandingkan hari-hari normal.

"Setiap Lebaran, bisnis telko sangat baik. Makanya kalau bisa maunya Lebaran bisa dua kali," kata Direktur Utama Telkom, Arief Yahya saat berbincang di Jakarta, seperti ditulis Selasa (29/7/2014).

Dia mencatat, kenaikan pendapatan dari lini bisnis layanan seluler seperti telepon dan SMS mencapai tujuh persen setiap puasa dan Lebaran. "Jadi dari bisa naik sebesar Rp 300 miliar-Rp 400 miliar per bulan secara nasional. Itu cuma dari seluler saja," ujar Arief.

Sementara kontribusi pendapatan dari bisnis lain seperti broadband atau jaringan data hampir sama dengan lini bisnis seluler, dan lini lainnya internasional ekspansi kurang dari tujuh persen.

"Pemakaian rata-rata broadband selama Ramadan sekitar 4 persen-5 persen. Memang naiknya kencang sekali, tapi biasanya dimulai setelah jam kantor, pukul 18.00 WIB sampai seterusnya. Sedangkan di hari biasa ramainya saat jam kantor," papar dia.

Arief mengaku, selama ini tiga lini bisnis tersebut masih menjadi tulang punggung pendapatan Telkom dan anak usahanya PT Telkomsel. Kondisi itu diperkirakan terus terjadi sampai lima tahun ke depan.

"Trennya memang masih didominasi dari kontribusi pendapatan di seluler, broadband dan internasional ekspansi. Broadband dan digital lifestyle menyumbang 20 persen dari pendapatan kami," ucap dia.

Emiten berkode TLKM ini juga serius mengalokasikan belanja modal untuk pengembangan tiga lini bisnis terbesar itu. Dia menyebut, 70 persen dari anggaran capital expenditure (capex) perseroan digelontorkan untuk mendanai pengembangan di lini seluler, broadband 20 persen dan sisanya 10 persen di internasional ekspansi.

"Jadi capex dialokasikan untuk yang prioritas, sehingga kami nggak terlalu khawatir dengan gempuran pasar baik dari kompetitor domestik maupun saat era Masyarakat Ekonomi ASEAN mendatang," pungkas Arief. (Fik/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya