Sentimen Regional Jadi Pendorong IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak di kisaran 4.930-5.050 pada perdagangan saham sepekan ini.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 06 Okt 2014, 06:20 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2014, 06:20 WIB
Ilustrasi IHSG 6
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham pekan ini  ditopang dari sentimen regional setelah ditutup di zona merah pada akhir pekan lalu.

Analis PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee mengatakan,  IHSG naik karena mendapat tenaga dari Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 208,64 poin atau 1,24 persen ke level 17.009,69 pada Jumat 3 Oktober 2014. Kemudian indeks S&P naik 21,73 poin ke level 1.967,9. Lalu indeks Nasdaq Composite 45,43 poin ke level 4.475,62.

"Naik karena AS berhasil rebound" kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Senin (6/9/2014).

Dia mengatakan, rilis data tingkat pengangguran AS jadi sentimen positif IHSG. Kata dia tingkat pengangguran AS September 2014 berada 5,9 persen atau merupakan level terendah selama 6 tahun terakhir sejak Juli 2008.

Namun begitu, gerak IHSG juga bakal tertahan. Hal tersebut dikarenakan adanya kekhawatiran berakhirnya paket stimulus Oktober 2014 yang membuat suku bunga The Fed naik lebih cepat dari perkiraan.

IHSG juga dihadang oleh perlambatan ekonomi zona Eropa imbas dari saling embargo antara Rusia dan Ukraina serta negara pendukungnya Eropa dan Amerika. Selain itu, IHSG juga mendapatkan tekanan dari zona Asia.

"Demonstrasi besar di Hong Kong menjadi faktor bursa Asia," lanjut dia,

Dari dalam negeri, sentimen negatif datang dari perpolitikan nasional. Setelah koalisi merah putih memenangkan kursi DPR, diperkirakan juga akan menguasai kursi MPR.

Perdagangan saham sepekan, Hans memproyeksi IHSG bergerak pada level support 4.930-4.875. Sedangkan resistance pada level 5.010-5.050.

Sementara itu, Analis PT MNC Securities Reza Nugraha menuturkan IHSG cenderung tertekan selama sepekan. Hal ini dipicu oleh pertemuan Federal Open Market Commite (FOMC) yang diperkirakan membahas penghentian quantitative easing.

Imbasnya, kata dia dollar akan terus menguat. Bahkan diperkirakan nilai tukar dollar berada pada level Rp 12.150 terhadap rupiah yang kemudian berimbas pada indeks saham.

"Tekanan dollar diperkirakan akan terus meningkat efeknya adalah berkolerasi indeks," tutur Reza.

Tak hanya itu, dia mengatakan tekanan juga berasal dari pemilihan MPR yang diperkirakan akan dimenangkan oleh koalisi merah putih.

Pada perdagangan selama sepekan, Reza memprediksi IHSG berada pada level support 4.800 dan resistance di level 5.050.

Rekomendasi Saham

Untuk saham dia memilih PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Beton Tbk (WSKT).

Sedangkan Reza memilih PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) untuk dicermati pelaku pasar. (Amd/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya