Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham Rabu (5/8/2015). Pengumuman data pertumbuhan ekonomi semester I 2015 mempengaruhi laju IHSG.
Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham hari ini, IHSG naik 23,54 poin (0,49 persen) ke level 4.804,63. Indeks saham LQ45 mendaki 0,72 persen ke level 816,78. Seluruh indeks saham acuan menghijau pada siang ini.
Ada sebanyak 154 saham menguat sehingga mendorong penguatan IHSG. Akan tetapi, 116 saham melemah dan 76 saham lainnya diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 129.855 kali dengan volume perdagangan saham 2,98 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 2,45 triliun.
Advertisement
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham barang konsumsi turun 0,22 persen. Sektor saham tambang naik 0,76 persen. Diikuti sektor saham keuangan mendaki 0,87 persen dan sektor saham infrastruktur naik 0,89 persen. Sektor saham infrastruktur memimpin penguatan sektor saham.
Meski IHSG menghijau, berdasarkan data RTI, investor asing masih mencatatkan aksi jual sekitar Rp 3 miliar. Sedangkan investor domestik membukukan aksi beli sekitar Rp 1,6 triliun dan aksi jual Rp 1,6 triliun.
Saham-saham berkapitalisasi besar menjadi penggerak indeks saham dan mencatatkan keuntungan pada sesi pertama hari ini. Saham ANTM naik 5,04 persen ke level Rp 625 per saham, saham PTBA mendaki 4,4 persen ke level Rp 6.525 per saham, dan saham TLKM menanjak 2,26 persen ke level Rp 2.940 per saham.
Sedangkan saham-saham yang menekan indeks saham antara lain saham SRIL turun 11,76 persen ke level Rp 405 per saham, saham DSFI melemah 5,17 persen ke level Rp 165 per saham, dan saham TINS tergelincir 2,92 persen ke level Rp 665 per saham.
IHSG menghijau ini juga dipengaruhi data ekonomi. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2015 sebesar 4,67 persen atau turun dari realisasi kuartal sebelumnya 4,72 persen. Hingga semester I, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,7 persen.
Level tersebut melambat karena dipicu lesunya perekonomian global, termasuk negara mitra dagang Indonesia dan pelemahan harga komoditas.
"Pertumbuhan ekonomi di kuartal II ini sebesar 4,67 persen dibanding periode sama 2014 (Year on year) dan 3,78 persen secara Q to q. Dengan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II 2015 atas dasar harga konstan Rp 2.293,3 triliun," kata Kepala BPS Suryamin‎. (Ahm/Igw)