Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengaku tak khawatir dengan keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) yang akan menaikan suku bunga acuan pada tahun ini.
Direktur Pengembangan BEI, Hosea Nicky Hogan mengatakan, pelaku pasar telah melakukan penyesuaian terhadap sentimen tersebut. Apalagi, rencana kenaikan suku bunga acuan telah berlangsung sejak lama.
"Saya pribadi percaya bagaimanapun ketidakpastian itu sudah tercermin dalam harga selama ini. Kita bicara The Fed mau menaikan suku bunga itu sudah lama, sudah berbulan-bulan, bagaimanapun pasar sedikit banyak sudah mengantisipasi," kata dia di Jakarta, Rabu (16/9/2015).
Nicky menuturkan, BEI sebagai regulator sekaligus fasilitator perdagangan saham akan menyerahkan hal tersebut pada mekanisme pasar. Namun, BEI bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah melakukan antisipasi pelemahan perdagangan saham.
"Konteksnya bagaimanapun bursa sebagai regulator, fasilitator bagaimanapun kalau FOMC memutuskan apapun akan diserahkan mekanisme pasar. Bursa mengantisipasi dalam konteks yang sama seperti penurun indeks kemarin. Kemarin bersama OJK menjaga semua transaksi aktivitas itu tetap berjalan sesuai dengan aturan," jelasnya.
Sejalan dengan itu, Nicky juga berharap supaya keputusan kenaikan suku bunga acuan segera keluar. Dengan begitu, pasar kembali pulih karena saat ini pelaku pasar sedang menunggu kepastian.
"Mudah-mudahan setelah menaikan sudah ada kepastian, masyarakat seneng dengan kepastian. Dengan kepastian transaksi akan naik, kiita yakin seperti itu," tandas dia.
Untuk diketahui, pada pembukaan perdagangan saham, Rabu (16/9/2015), IHSG menguat 22,34 poin (0,51 persen) ke level 4.369,86. Indeks saham LQ45 juga menguat 0,60 persen ke level 736,83.
Ada sebanyak 80 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 17 saham melemah. Sementara itu, 38 saham lainnya diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 5.306 kali dengan volume perdagangan saham 154 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 134 miliar.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham aneka industri yang turun 0,61 persen dan sektor keuangan yang melemah 0,05 persen. Sektor saham perkebunan mengalami penguatan tertinggi yaitu 1.10 persen dan disusul sektor konstruksi yang naik 1 persen. (Amd/Gdn)
BEI: Sentimen Kenaikan Suku Bunga The Fed Telah Diantisipasi
BEI berharap supaya keputusan kenaikan suku bunga acuan segera keluar.
diperbarui 16 Sep 2015, 11:42 WIBDiterbitkan 16 Sep 2015, 11:42 WIB
Karyawan tengah memantau pergerakan indeks saham gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2015). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 14.329 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Jangan Remehkan Genangan Air, Simak Dulu Tipsnya sebelum Melibas dengan Aman
Venezuela Bebaskan 6 Warga AS Usai Pertemuan Maduro dan Utusan Trump
Top 3: Dolar AS Mendadak ke Rp 8.170 di Google Finance, Ini Tanggapan Bank Indonesia
Inilah 5 Makanan di Sekitar Kita yang Bisa Turunkan Kolesterol
Prediksi Liga Inggris Arsenal vs Manchester City: Tensi Panas di Emirates Stadium
Gitaris Sepultura Masih Berharap Adik Kakak Igor dan Max Cavalera Ikut Reuni dalam Konser Penutup Tur Mereka
Resep Bumbu Ikan Bakar Spesial: Panduan Lengkap untuk Hidangan Lezat
BMKG Ingatkan Jawa Barat Potensi Hujan Esktrem pada 2-7 Februari 2025
DPR: Revisi UU BUMN Disahkan di Paripurna Selasa 4 Februari 2025
Menjaga Cita Rasa Menu Makan Bergizi Gratis, Makanannya Harus Enak Selain Kaya Nutrisi
2 Cara agar Pahala Sedekah Mengalir ke Orang Tua yang Sudah Meninggal, Penjelasan Buya Yahya
Harga Kripto 2 Februari 2025: Bitcoin dan Altcoin Utama Terkoreksi