Wall Street Turun Tipis Ditopang Pelemahan Saham Sektor Kesehatan

Anjlokknya saham IBM sebesar 5,7 persen ke US$ 140 juga menjadi penyebab lainnya

oleh Achmad Dwi AfriyadiZulfi Suhendra diperbarui 21 Okt 2015, 04:30 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2015, 04:30 WIB
Minim Sentimen, Bursa Asia dan Wall Street Menghijau
Bursa saham Asia bergerak menguat dengan indeks saham MSCI Asia Pacific naik 0,1% pada perdagangan saham Jumat pekan ini.

Liputan6.com, New York - Indeks saham Amerika Serikat (AS) menurun tipis pada penutupan perdagangan Selasa waktu setempat. Penurunan ditopang oleh melemahnya kinerja indeks saham kesehatan dan bioteknologi.

Anjlokknya saham IBM sebesar 5,7 persen ke US$ 140 juga menjadi penyebab lainnya. Saham ini menyentuh titik rendah dalam 5 tahun setelah dilaporkan ada penurunan pendapatan kuartalanan lebih besar dari yang diperkirakan, dan juga pemangkasan target keuntungan sepanjang tahun.

Indeks kesehatan S&P, jatuh 1,5 persen sementara indeks bioteknologi Nasdaq anjlok hingga 3,2 persen. Perhatian pada penetapan harga obat telah memukul saham=saham ini.

"Indeks kesehatan tengah berada dalam tekanan, khususnya perusahaan farmasi," kata Chief Market Strategist di Jonestrading, Michael O'Rourke. dilansir dari laman Reuters, Rabu (21/10/2015).

Namun pada saat yang sama, investor membeli saham-saham yang stabil seperti Apple, yang naik 1,8 persen ke US$ 113,77

Indeks saham Dow Jones industri secara rata-rata turun 13,43 poin atau 0,08 persen ke 17.217,11. Sementara S&P kehilangan 2,89 poin atau 0,14 persen ke 2.030,77 dan Nasdaq composite juga menurun 24,50 poin atau 0,5 persen ke 4.8990,97.

Sedangkan S&P 500 sejauh ini naik 5,8 persen di Oktober.

Pendapatan perusahaan S&P diperkirakan turun sekitar 4 persen pada kuartal ketiga, sementara revenue juga diprediksi bakal anjlok 3,8 persen, menurut data dari Thomson Reuters.

Sekitar 6 miliar lembar saham diperdagangkan pada perdagangan kemarin, lebih rendah dibanding jumlah rata-rata harian pada 20 hari belakangan yaitu 7,3 miliar lembar saham. (Zul/Gdn)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya