Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi kembali tertekan pada perdagangan saham menuju akhir pekan ini. Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, IHSG akan bergerak pada kisaran support 5.355 dan resistance 5.450.
Pada perdagangan saham kemarin, IHSG melemah tipis 4,86 poin ke level 5.419,09. Laju IHSG terbebani oleh sektor keuangan dan pertambangan.
Baca Juga
"Indeks sektor konsumer dan properti memimpin penguatan, dan sektor keuangan dan pertambangan memimpin pelemahan," kata dia di Jakarta, Jumat (12/8/2016).
Namun begitu, pasar modal masih menarik bagi investor asing. Terbukti, investor asing masih mencatatkan beli bersih sampai Rp 61,19 miliar.
Pergerakan IHSG sejalan dengan Bursa Asia yang mayoritas tertekan. Hal tersebut disebabkan oleh pelemahan harga minyak dunia.
"Mengejutkan persediaan minyak di Amerika Serikat (AS) meningkat menjadi salah satu faktor penekan harga minyak di level US$ 41 per barel," jelas dia.
Advertisement
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya mengatakan, IHSG masih berpeluang menguat. Pertumbuhan pasar modal yang positif dan ekonomi yang stabil menjadi penopang laju IHSG.
William memperkirakan, IHSG akan bergerak pada support 5.404 dan resistance 5.500.
"Selagi ada momen konsolidasi wajar dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi beli. Namun perlu diingat adalah investasi perlu diawali dengan perencanaan yang matang," ungkap dia.
Beberapa saham rekomendasi William antara lain, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Sumarecon Agung Tbk (SMRA), PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON). (Amd/Ndw)