Ini Cara Beli Reksa Dana Rp 10 Ribu di Bukalapak

Fitur bukareksa menawarkan layanan jual beli reksa dana secara online. Salah satu reksa dana yang ditawarkan reksa dana pasar uang.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 19 Jan 2017, 13:18 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2017, 13:18 WIB
20151113-Ilustrasi Investasi
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Penyedia jasa jual beli online Bukalapak menyediakan fitur BukaReksa yakni layanan jual beli reksa dana secara online. Reksa dana yang dijual di sini terhitung murah lantaran investor hanya merogoh kocek minimal Rp 10 ribu. Lantas, bagaimana cara mengaksesnya?

Co-founder dan CFO Bukalapak Fajrin Rasyid mengatakan, untuk mengakses BukaReksa sangat mudah. Masyarakat hanya tinggal mengakses di laman Bukalapak. Kemudian, calon investor hanya memasukkan data diri.

"Sangat mudah, kita cukup memasukan data diri kita, tidak terlalu banyak, seperti data nama, tanggal lahir, penghasilan, dan juga upload KTP," jelas dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis (19/1/2017).

Dia mengatakan, data itu akan diproses sehari. Dia bilang, investor cukup mendaftar secara online.

"Itu semua ada di aplikasi Bukalapak. Jadi tidak perlu datang langsung ke kantor Bukalapak. Itu akan kita proses selama 1x24 jam," jelas dia.

Dia menerangkan, produk yang ditawarkan merupakan reksa dana pasar uang. Imbal hasil yang ditawarkan sekitar 7-8 persen per tahun. Dia mengklaim, imbal hasil ini lebih tinggi dibanding tabungan konvensional di bank namun tergantung dengan kondisi pasar.

Dia mengatakan, keuntungan dari investasi ini ialah risiko yang minim. Hal ini sejalan dengan profil risiko investor yang disasar. Kemudian, layanan ini juga didukung oleh lembaga yang kompeten.

"Jadi tentu pertama investasi  BukaReksa didukung dan diawasi OJK. Bukan lembaga abal-abal. Kami bekerjasama dengan pihak-pihak pengalaman dengan CIMB Principal Asset Management. Jadi boleh dikatakan kami bukan lembaga tidak menjamin keamanan. Tapi perlu diperhatikan juga investasi tetap ada faktor risiko," tutur dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya