9 Anak Usaha BUMN Bakal Melantai di Bursa pada 2017

Langkah melantai di Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu cara anak perusahaan BUMN untuk mengembangkan bisnis.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 10 Mar 2017, 16:00 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2017, 16:00 WIB
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berencana melepas saham anak usahanya PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia pada tahun ini.
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berencana melepas saham anak usahanya PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia pada tahun ini.

 

Liputan6.com, Jakarta - Sembilan anak usaha perusahaan Badan Milik Usaha Negara (BUMN) akan menawarkan saham ke publik atau initial public offering (IPO) tahun ini. Dari IPO sembilan perusahaan, dana segar yang dihimpun mencapai Rp 20 triliun.

Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha, Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro menjelaskan, langkah melantai di Bursa Efek Indonesia tersebut sebagai salah satu cara anak perusahaan BUMN untuk mengembangkan bisnis. 

Sayangnya, Aloysius masih enggan merinci sembilan anak usaha BUMN yang bakal melantai di bursa tersebut. Pasalnya, sebagian induknya telah menyandang status perusahaan terbuka (Tbk).

"Sebagaian besar anak perusahaan BUMN sudah Tbk. Kita tunggu aja nanti di-announcement emiten itu sendiri selaku pemegang saham. Tapi kurang lebih Rp 20 triliun kita bisa raise dari situ," jelas dia dalam acara Underwriting Network di Bali, Jumat (10/3/2017).

Sejauh ini, Aloysius hanya mau mengungkap satu anak perusahaan BUMN yang bakal IPO yaitu PT Tugu Pratama Indonesia (TPI), anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bisnis asuransi. Perusahaan tersebut akan melepas saham ke publik tahun ini.

"Yang bisa saya sebutkan non Tbk. Induknya misalnya Pertamina punya anak usaha Tugu Pratama. Nah itu rencana masuk bursa itu dalam priority lebih awal," jelas dia.

Tak secara gamblang, dia juga menyebut anak usaha BUMN yang bergerak di industri penerbangan akan melepas saham. "Memang induknya Tbk, jadi biarkan saat tepat ada announce ada kontruksi, energi, ada juga yang MRO bisnis airlines. Anda tahu yang saya maksud. Secara formal tak bisa saya sebutkan," jelas dia.

Pelepasan saham ini akan mulai kuartal II tahun ini. Saat ini, perusahaan tengah menyelesaikan hasil audit perusahaan. Sehingga, belum bisa diserahkan dokumennnya ke BEI.

"Menunggu hasil audit. Yang 2016 itu biasanya Maret baru keluar, audit report bisa dipakai rapat umum pemegang saham (RUPS) dan RUPS kesepakatan pemegang saham untuk IPO anak usaha," tutup dia.

Sebelumnya PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berencana melepas saham anak usahanya PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia pada tahun ini. Ini merupakan salah satu upaya untuk menopang kinerja Garuda Indonesia ke depan.

Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo mengatakan, kinerja GMF cukup mumpuni. Sehingga, diharapkan dapat berkontribusi pada kinerja Garuda Indonesia.

"GMF sangat sehat, memiliki kapasitas cukup baik untuk melakukan pertumbuhan bisnisnya di mana GMF saat ini menjadi salah satu maintenance, repair dan overhaul (MRO) terbesar di wilayah Asia Tenggara khususnya, atau Asia," kata dia Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (13/2/2017).

Namun, dia mengatakan keputusan untuk menawarkan saham ke publik atau initial public offering (IPO) tergantung keputusan pemerintah selaku pemegang saham. (Amd/Gdn)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya